Band yang terdiri dari Ade Firza Paloh (vokal,gitar), Awan Garnida (bass,gitar), Echa (gitar) dan Bembi Gusti (drum) ini mengatakan bahwa mereka ingin menunjukan sisi women empowerment. "Mevrouw" sendiri dalam bahasa Belanda memiliki arti sebagai nyonya.
"Kita memang punya keinginan untuk mengangkat tema female, women empowerment yang menyatakan bahwa wanita adalah makhluk yang sangat kuat. Kalau kita kan (laki-laki) kayak bocah sedangkan wanita lebih dewasa, along the way pengin angkat itu," ujar Ade dalam kunjungannya ke Antara, Senin (11/3).
Untuk perkenalan, SORE telah merilis dua lagu yakni "Rubber Song" bersama Vira Talisa. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang mencoba keluar dari rasa kesepian dan apa yang ingin dilakukan karena hidup seperti karet.
Lalu yang kedua adalah "Woo Woo" yang berkolaborasi dengan penyanyi asal California, Leana Rachel menceritakan tentang kehidupan yang harus dicapai, namun dalam perjalanannya manusia juga penuh dengan kesalahan.
"Vira Talisa itu satu genre sama kita yang musiknya warm tapi di lagu ini lebih keras, biasanya kan soft. Terus Leana Rachel orang California, kita pengin tahu nih dia nyanyi bahasa Indonesia gimana, ternyata fasih banget bahasa Indonesia-nya. Nanti ada juga Angita, dia background-nya rock, sekarang musiknya lebih manis, paradox," jelas Ade.
Album terakhir yang dirilis SORE adalah "Los Skut Leboys" pada 2015. Mereka berharap album "Mevrouw" mendatang bisa menjadi jembatan untuk full album SORE.
"Kita kalau mau bikin full album takut terlalu lama. Kalau ngumpulin lagi takutnya makan waktu yang kita sendiri enggak bisa kontrol. Keluarin sekarang aja dulu, enggak apa-apa kita pirit-pirit sedikit-sedikit tapi tetap berkarya," kata Ade.
"Insya Allah jembatan menuju full album," ujar Awan menambahkan.
Baca juga: Sepanjang petang bersama "Sore"
Baca juga: Naik haji bareng, keinginan Sore yang belum terwujud
Baca juga: Menikmti "Sore" di Java Rockin' Land
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019