Saya ingin, seluruh kampung di Kota Yogyakarta bisa menjadi kampung sayur dan terdata dengan baik di Dinas Pertanian dan Pangan
Sebanyak 20 kelompok tani pembudi daya sayur di Kota Yogyakarta turut ambil bagian dalam lomba kreasi taman dengan memanfaatkan berbagai tanaman sayur yang sebelumnya telah mereka budidayakan.
“Lomba ini diharapkan memberikan inspirasi bagi lebih banyak masyarakat untuk membudidayakan sayur,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di sela penilaian lomba taman dari sayur di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, tidak ada lagi alasan bagi warga Kota Yogyakarta tidak bisa membudidayakan sayur atau tanaman pertanian lain karena keterbatasan lahan.
“Buktinya, dengan taman yang relatif sempit pun, tanaman sayur bisa dibudidayakan. Bahkan dikreasikan dengan baik sehingga semakin memperindah pekarangan. Tidak hanya indah, hasilnya pun bisa dinikmati oleh keluarga,” katanya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menggalakkan budi daya sayur di lahan pekarangan.
“Di zaman sekarang, semua orang memiliki keinginan untuk hidup sehat. Salah satunya adalah pemenuhan gizi seimbang dari sayur. Jika sayur mudah diperoleh, maka diharapkan kesehatan masyarakat pun semakin meningkat,” katanya.
Haryadi bahkan berjanji membuat semacam pojok sayur di kompleks Balai Kota Yogyakarta.
“Sedangkan untuk pemenang lomba, akan dipajang di koridor masuk ruang wali kota. Nanti, biaya perawatan dari kantong pribadi saya,” katanya.
Hingga saat ini, di Kota Yogyakarta terdapat 55 kampung sayur dan 175 kelompok pembudidaya sayur.
“Saya ingin, seluruh kampung di Kota Yogyakarta bisa menjadi kampung sayur dan terdata dengan baik di Dinas Pertanian dan Pangan,” katanya.
Dalam lomba taman dari sayur tersebut, beberapa tanaman sayur yang digunakan, di antaranya daun bawang, sawi, kembang kol, bayam merah, berbagai jenis cabai, kenikir, adas bahkan padi yang ditanam di pot-pot berukuran kecil.
Pada kesempatan sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengatakan kecamatan memiliki fokus pada pengembangan lorong sayur, kampung sayur, dan lele cendol sesuai hasil musrenbang.
“Selain untuk mendukung ketahanan pangan keluarga, ketiga program tersebut juga memiliki tujuan ekonomi. Hasil yang diperoleh bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga,” katanya.
Beberapa wilayah yang dinilai mampu mengembangkan kampung sayur dengan baik, di antaranya di Kelurahan Rejowinangun, Kricak.
“Hasil pertanian atau sayur dari Rejowinangun bahkan sudah banyak yang membeli. Biasanya pedagang mi ayam atau bakso untuk sawi,” katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019