"Sudah seminggu sejak Rabu hingga hari ini (Selasa) kita sudah angkat 1.200 kubik eceng gondok," ujar Pengawas Operator Alat Berat UPK Badan Air Kecamatan Penjaringan, Brominggus Donbosco di Waduk Pluit, Selasa.
Tanaman air ini tumbuh subur saat musim hujan. Namun memenuhi bahkan hampir menutupi waduk Pluit sejak Selasa pekan lalu.
Untuk membersihkan eceng gondok, petugas mengerahkan empat alat berat yang bisa mengangkut 40 meter kubik.
"Setiap hari kita bisa mengangkut 12 rate truk ukuran delapan meter kubik," katanya.
Eceng yang diangkut ditampung terlebih dahulu ke implacement UPK Badan Air Kecamatan Penjaringan, sebelum dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPSP) Bantar Gebang, Bekasi.
Menurut dia, kehadiran eceng gondok memiliki banyak dampak negatif, seperti pendangkalan waduk dan merusak keindahan. Bahkan mengancam pintu air Muara Baru akibat tersumbat.
"Yang paling berbahaya itu tersumbatnya pintu air, makanya kita pasang penahan agar pas hujan eceng gondok ga ke bawa arus ke pintu air," kata dia.
Saat ini, beberapa sisi di Waduk Pluit sudah bersih dari eceng gondok dan hanya tersisa di bagian sisi Jakpro atau sisi selatan waduk. Namun untuk mengangkut di sisi tersebut petugas mengalami kendala.
Dangkalnya waduk oleh lumpur mengakibatkan alat berat kesulitan untuk bisa mengangkut eceng gondok. Alat berat jenis ampibi hanya bisa melaju minimal kedalaman dua meter.
Agar bisa diangkut, petugas hanya bisa menunggu hingga eceng gondok aliran air menuju bagian waduk yang dalam.
"Kalau di Jakpro itu antara lumpur sama air sudah hampir rata, jadi hambatan bagi kami. Dan tugas pengerukan bukan kewenangan kami tapi di bagian dinas tata air," katanya.
Selain eceng gondok, sampah rumah tangga masih menjadi masalah kebersihan di Waduk Pluit. Warga di sekitar pinggiran Muara Baru sering tertangkap tangan membuang sampah ke waduk.
"Sudah sering kami tegur tapi mereka seolah ga peduli. Bahkan ketika kami sedang membersihkan mereka cuek aja buang sampah," katanya.
Baca juga: Enceng gondok sebagai bahan pakan ikan alternatif
Baca juga: Dosen ITS ubah eceng gondok jadi listrik
Pewarta: Sri Muryono dan Asep Firmansyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019