• Beranda
  • Berita
  • Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Pelindung handphone berbahan apel

Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Pelindung handphone berbahan apel

12 Maret 2019 18:47 WIB
Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Pelindung handphone berbahan apel
Lima mahasiswa Universitas Brawijaya pencipta Protect Magic yang meraih Gold Medal dan Special Awards dari International Invention and Innovation Promotion Assosiation in Honor of Highest Standart of Excellence belum lama ini (istimewa)

"Protect Magic berupa spray dari ekstrak kelapa dan apel. Cara pemakaiannya tinggal disemprotkan secukupnya saja ke area HP selain kamera sebagai area sensitif," kata Ketua Tim Protect Magic UB Malang M Kiki Saputra.

Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang berasal lintas program studi menciptakan pelindung handphone dari pertumbuhan bakteri saureus dengan bahan baku buah-buahan, yakni buah kelapa dan apel yang diberi nama "Protect Magic".

Inovasi yang dibuat kelima mahasiswa tersebut berhasil meraih Gold Medal dan Special Awards dari International Invention and Innovation Promotion Assosiation in Honor of Highest Standart of Excellence, bahkan inovasi itu juga mendapat tawaran kerja sama pengembangan produk secara masal dari tiga investor, yaitu UPMSTEM, School of Education and Social Sciences, dan Leading Edge NDT Technology (LENDT) Industrial Technology Division.

"Protect Magic berupa spray dari ekstrak kelapa dan apel. Cara pemakaiannya tinggal disemprotkan secukupnya saja ke area HP selain kamera sebagai area sensitif," kata Ketua Tim Protect Magic UB Malang M Kiki Saputra, di Malang, Jawa Timur, Selasa.

Kiki menerangkan pada saat disemprotkan cairannya seperti embun. Setelah itu diusap pakai tisu akan muncul aroma apel. Protect Magic tersebut sudah tiga kali uji di laboratorium dan hasilnya mampu menghambat pertumbuhan bakteri S aureus itu.

Ia mengaku ide pembuatan Protect Magic dilatarbelakangi meningkatnya perkembangan teknologi dan mobilitas manusia. Mobilitas manusia tidak terlepas dari suatu alat komunikasi, salah satunya berupa smartphone yang berpotensi berbahaya terhadap kesehatan karena berperan sebagai pembawa sejumlah mikroorganisme patogen pada manusia.

Handphone, lanjutnya, saat ini menjadi sebuah kebutuhan, sehingga sangat jarang orang bisa lepas dari HP dalam kehidupan sehari-hari, namun di sisi lain juga ada bakteri yang tumbuh. Dampaknya, pengguna bisa terkena penyakit seperti flu, bahkan bisa menyerang ginjal atau jantung. "Pemakaian Protect Magic seperlunya saja selama HP sering dipakai," kata Kiki.

Inovasi itu sempat mendapat penawaran untuk mengembangkan kerja sama di Malaysia dari UPMSTEM, School of Education and Social Sciences, dan Leading Edge NDT Technology (LENDT) Industrial Technology Division, namun tim penemu Protect Magic tersebut lebih memilih mengembangkannya di Indonesia.

"Ke depan kami ingin mengembangkan Protect Magic secara komersial agar lebih bermanfaat lebih luas bagi masyarakat, apalagi pengguna HP sangat banyak di Indonesia," katanya.

Event International Invention and Innovation Promotion Assosiation in Honor of Highest Standart of Excellence ini diselenggarakan Group Professional Trade Exhibition and Meeting Planners (PROTEMP) dan Malaysian Association of Research Scientist (MARS).

Kelima mahasiswa pencipta Protect Magic tersebut, adalah M Kiki Saputra (FP), Grandy Zovanca(FP), RevinYohanes Abraham (FP), Cynthia Ayu Dwi Lestari (FMIPA), dan Rininta Arifianingsih (FK). Mereka dibimbing dosen Afifuddin Latief Adijedjo.

Dalam ajang Asian Youth Innovation Awards (AYIA) - Malaysia Technology Expo (MTE 2019), yang berlangsung (21/02 - 23/02/2019) di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, Protect Magic juga berhasil menyingkirkan peserta dari 19 negara.

Kompetisi tersebut merupakan ajang terbesar yang mempertemukan penemu, perancang, desainer internasional, pengusaha, universitas, dan lembaga untuk menampilkan penemuan, ide, prototipe, produk dan desain terbaru mereka kepada investor, produsen, distributor dan pemasar, guna mendorong ide-ide mereka dari konsep ke realitas.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019