Senja bersama SORE

12 Maret 2019 22:49 WIB
Senja bersama SORE
Grup band Sore tampil dalam sesi kunjungan ke Kantor Berita Antara, di rooftop gedung Wisma Antara, Jakarta, Senin (11/3/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
"It's been so long, it's been so lonely so..." demikian lirik "Rubber Song", lagu baru band SORE, mengalun di Wisma Antara, Senin (11/3) petang.

Usai membawakan lagu yang aslinya dibawakan bersama Vira Talisa, para personel SORE Ade Firza Paloh (vokal,gitar), Awan Garnida (bass,gitar), Reza "Echa" Dwi Putranto (gitar) dan Bembi Gusti (drum) membawakan tiga lagu lain dengan latar belakang langit sore Jakarta berhiaskan Monumen Nasional di kejauhan.

Lewat beberapa menit dari pukul lima sore, Awan sekilas melihat jam, lalu memutuskan saat yang tepat untuk menampilkan "Setengah Lima" dari album "Ports of Lima" yang rilis lebih dari satu dekade lalu itu.

Single teranyar "Woo Woo" yang berkolaborasi dengan penyanyi California Leanna Rachel juga turut mengalun. Video klip itu baru dirilis pada Selasa, menampilkan film pendek yang disutradarai Ismail Basbeth ("Mencari Hilal", "Mobil Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran", "Arini").

Sementara, "Sssst..." jadi lagu pamungkas konser mini SORE saat berkunjung ke Antara.

Tujuh belas tahun sudah para personil SORE bermain musik bersama. Dimulai dari album "Centralismo" (2005), "Ports of Lima" (2008), "Sombreros Kiddos" (2010), "Los Skut Leboys" (2015) hingga album mini "Mevrouw" yang rencananya akan dirilis tahun ini.

Tidak ada perjalanan yang selamanya mulus, perbedaan pendapat pun tak terelakkan selama belasan tahun mereka berkarya. Tapi, perbedaan pandangan bukan jadi pemicu untuk bertengkar.

"Biasanya karena ide musik yang bertubrukan. Biasa lah kayak gitu mah, standard. Kalau enggak beda pendapat juga malah enggak sehat. Kalau enggak kayak begitu, enggak mungkin 17 tahun bersama," ujar Ade.

Semakin dewasa, mereka berusaha saling memahami satu sama lain. Karena sudah saling mengenal lama, mereka sudah bisa "membaca" tindak-tanduk rekannya tanpa banyak berkata-kata. "Saling mengerti," imbuh Echa.

Kecintaan pada musik jadi bahan bakar SORE untuk selalu konsisten berkarya. Tanpa bisa dicegah, ide-ide secara spontan mengalir di kepala mereka, kemudian dituangkan menjadi lagu yang akan dimainkan kepada para pendengar musik yang terdiri dari berbagai kalangan usia.

Spontanitas itu juga berlaku dalam membuat karya. Dalam album mini "Mevrouw", SORE menggandeng para penyanyi perempuan dalam lagu-lagunya.

Apakah konsep-konsep khusus akan terus diterapkan dalam album-album SORE berikutnya? SORE memilih untuk tidak merancang konsep itu dari jauh-jauh hari. Semua tergantung pada gagasan yang tercetus saat itu serta proses meramu ide yang dinamis.

Yang pasti, SORE berharap semua karya mereka dapat diterima dengan baik oleh para pencinta musik.

"Lempar ke udara moga-moga dihembus angin dan mudah-mudahan menclok di tempat yang benar," ujar Ade.
 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019