"Justru kita melihatnya akan terjadi kolaborasi. Bersinggungan secara bisnis pasti ada, namun kita juga sama-sama ingin meningkatkan kesejahteraan Indonesia jadi ujung-ujungnya pasti ada kolaborasi juga," tutur Wakil Ketua AFTECH Budi Gandasoebrata kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa dengan hadirnya LinkAja, bentuk kolaborasi antarpemain fintech akan semakin banyak, baik dalam interkoneksi maupun interoperabilitas.
"Justru menurut kita hal ini (LinkAja) merupakan sesuatu yang kami sambut sangat baik, karena dengan semakin banyak pemain yang berkecimpung dalam industri tekfin pembayaran maka masalah-masalah mendasar yang terdapat di industri ini akan lebih banyak terselesaikan," kata Budi.
Dia juga menambahkan dengan hadirnya LinkAja, para pemain fintech akan semakin cepat mendorong inklusi keuangan dan juga gerakan nasional non-tunai yang memang telah dicanangkan oleh pemerintah.
"Dengan semakin banyaknya pemain dalam industri tekfin pembayaran maka kompetisi semakin banyak, dan artinya itu yang diuntungkan adalah konsumen dan pengguna juga. Selain itu yang paling penting adalah lebih akan menjamin terjadinya edukasi terhadap publik terkait pembayaran elektronik, inklusi serta literasi keuangan," tutur Budi.
LinkAja merupakan penggabungan beberapa layanan pembayaran elektronik dari beberapa BUMN ke dalam satu platform sistem layanan pembayaran elektronik. Layanan tersebut telah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana pembayaran digital berbasis uang elektronik pada 3 Maret 2019.
Beberapa BUMN yang tergabung dalam LinkAja, di antaranya Telekomunikasi Indonesia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).
LinkAja merupakan bentuk sinergi BUMN untuk menghadirkan layanan transaksi digital yang lebih baik, mudah dan lengkap sehingga kehadiran BUMN benar-benar dapat dirasakan manfaatnya di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019