Benarkah ginjal bisa rusak karena hipertensi?

13 Maret 2019 11:59 WIB
Benarkah ginjal bisa rusak karena hipertensi?
Ilustrasi ginjal (Shutterstock)
Di antara sederet faktor risiko seseorang terkena penyakit ginjal, hipertensi adalah salah satunya, menurut Dokter spesialis ginjal dari PERNEFRI, dr. Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH.

Menurut Aida, hipertensi mengganggu pembuluh darah ginjal (nefron) sehingga menyebabkan kerusakan filtrasi ginjal dan berakhir dengan terganggunya fungsi ginjal.

"Hipertensi menganggu pembuluh darah, terjadi kerusakan filtrasi dan lama-lama menganggu fungsi ginjal," ujar dia dalam konferensi pers "World Kidney Day 2019" di Jakarta, Rabu.

Selain hipertensi, masalah ginjal juga disebabkan faktor lain seperti diabetes melitus, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurang melakukan aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat.

Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, usia tua juga menjadi faktor risiko seseorang terkena penyakit ginjal.

Penyakit ginjal pada awalnya tidak menunjukkan gejala khas sehingga sering terlambat diketahui. Untuk itu, penting untuk mengenali faktor risiko penyakit ini.

Saat ini diperkirakan sekitar 10 persen penduduk dunia menderita penyakit ginjal kronik dan prevalensi penyakit ini cenderung lebih tinggi di negara berkembang.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi PGK mencapai 3,8 persen atau naik 1,8 persen dari tahun 2013. Sementara survei PERNEFRI 2009 di empat area urban dan suburban memperlihatkan angka 12,5 persen.

"Lebih dari 20 ribu pasien belum mendapatkan akses pelayanan ginjal. Masih banyak yang datang terlambat, saat fungsi ginjal sangat menurun, sudah gagal ginjal," kata Aida.


Baca juga: Arti tanda putih di kuku

Baca juga: Perempuan banyak kena penyakit ginjal, ini alasannya

Baca juga: Polusi udara sebabkan jutaan kasus penyakit ginjal tiap tahun

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019