"Harapan utama pasar adalah pemilu yang berjalan aman dan kondusif, sehingga stabilitas makroekonomi, sosial dan politik tetap terjaga," kata Samuel dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Samuel optimistis penyelenggaraan pemilihan umum dapat menghasilkan pemimpin yang peduli terhadap berjalannya program ekonomi, karena kedua kandidat calon presiden mempunyai pandangan serupa untuk meningkatkan kegiatan ekonomi.
"Kedua kandidat calon presiden sama-sama memiliki pandangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga siapapun yang terpilih seharusnya akan menciptakan katalis positif bagi sektor-sektor tertentu di pasar finansial," ujarnya.
Terkait masuknya potensi dana asing di pasar saham, ia menyakini, Indonesia masih menjadi pasar penanaman modal yang menarik bagi investor luar negeri, meski suasana politik sedang "menghangat" jelang pelaksanaan pesta demokrasi.
Samuel mengatakan Indonesia masih mempunyai kondisi ekonomi makro baik yang ditandai oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang stabil serta ekspektasi Bank Indonesia atas kenaikan suku bunga yang sudah mendekati titik akhir dan mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif
.
"Karakteristik ekonomi Indonesia yang berorientasi domestik akan menjadi daya tarik bagi investor di tengah kondisi moderasi pertumbuhan ekonomi global," katanya.
Meski demikian, ia mengingatkan risiko perlambatan ekonomi global, salah satunya dari negosiasi perdagangan yang berlarut-larut, yang dapat menganggu potensi masuknya modal ke Indonesia.
"Kejutan negatif lebih lanjut, misalnya negosiasi dagang yang terhenti, atau perlambatan ekonomi global yang lebih besar daripada yang sudah diekspektasi saat ini, dapat menyebabkan investor global kembali mengambil posisi 'risk off' dan menunda investasi," ujar Samuel.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019