Uber disebut tidak akan menjadi pesaing bagi perusahaan layanan serupa bernama Lyft. Lyft akan masuk pasar saham Amerika Serikat pada akhir Maret 2019, sedangkan Uber diperkirakan paling cepat pada paruh pertama 2019.
Uber telah merapatkan barisan sindikat penjamin IPO seperti Bank of America Corp, Barclays Plc, Citigroup Inc, Allen & Company, Deutsche Bank AG, dan JMP Securities.
Bank-bank itu akan menambah dukungan bagi perusahaan asal San Francisco, California itu setelah kehadiran Morgan Stanley dan Goldman Sachs Group pada akhir 2018.
Bukan itu saja, Uber juga menyiapkan penambahan daftar bank dalam waktu dekat untuk menyempurnakan persiapan sindikat IPO.
Perwakilan Bank of America, Barclays, Citigroup, dan JMP Securities, menurut laporan Reuters, menolak berkomentar terkait rencana Uber melantai di bursa saham AS. Demikian pula Uber, Allen & Company, dan Deutsche Bank juga belum memberikan komentar.
Beberapa bank justru menahan diri terlibat dalam rencana IPO Lyft karena berharap ditarik oleh sindikat Uber. Sindikat Uber dinilai lebih menguntungkan karena status dan ukuran nilai sahamnya.
Sebagaimana Lyft, Uber juga telah mengajukan rencana IPO secara rahasia kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada Desember 2018. IPO Uber diperkirakan sejumlah analis bank bernilai 120 miliar dolar AS. Sedangkan analis lain memperkirakan IPO itu bernilai sekitar 100 miliar dolar AS.
Di sisi lain, nilai IPO Lyft diperkirakan mencapai 25 miliar dolar AS.
Pada Selasa (12/3), Uber menyepakati pembayaran gugatan senilai 20 juta dolar AS yang diajukan pada 2013 oleh pengemudi yang mengklaim sebagai karyawan dan bukan kontraktor independen.
Perusahaan yang berdiri pada Maret 2009 itu juga masih menghadapi ribuan klaim arbitrase dari para pengemudinya yang tidak tercakup dalam gugatan itu.
Baca juga: Mobil swakemudi makin pintar, bisa menebak gerakan pejalan kaki
Baca juga: Sopir Uber di Denmark bayar denda untuk tiap tumpangan
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019