• Beranda
  • Berita
  • Kemenperin fasilitasi IKM batik-tenun di Pameran Adiwastra Nusantara

Kemenperin fasilitasi IKM batik-tenun di Pameran Adiwastra Nusantara

13 Maret 2019 16:42 WIB
Kemenperin fasilitasi IKM batik-tenun di Pameran Adiwastra Nusantara
Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, E Ratna Utarianingrum (kiri) dan Ketua Panitia Adiwastra Nusantara 2019 Yantie Airlangga ditemui media di Jakarta, Rabu. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)

Ajang ini merupakan momen yang baik dalam upaya meningkatkan jangkauan pasar IKM tenun dan batik yang lebih luas.

Kementerian Perindustrian memfasilitasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) batik dan tenun untuk unjuk gigi di Pameran Adiwastra Nusantara 2019 yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 20-24 Maret 2019.

“Dalam kurun 11 tahun penyelenggaraannya, pameran Adiwastra Nusantara telah terbukti turut berperan serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan gairah pasar kain adati," kata Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, E Ratna Utarianingrum di Jakarta, Rabu.

Pameran tersebut, lanjut Ratna, juga memberikan dampak ekonomi yang positif dan signifikan terhadap usaha para perajin dan pengusaha kain adati yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Ajang ini merupakan momen yang baik dalam upaya meningkatkan jangkauan pasar IKM tenun dan batik yang lebih luas,” ujar Ratna.

Penyelenggaraan pameran Adiwastra Nusantara ke 12 tahun 2019 ini mengusung tema “Wastra Adati Generasi Digital”.

Pameran akan diselenggarakan di Hall A dan B Jakarta Convention Center dengan diikuti 413 stand peserta dari seluruh Indonesia.

Ketua Panitia Adiwastra Nusantara 2019 Yantie Airlangga menyampaikan, pameran ini ditargetkan dihadiri lebih dari 40.000 orang dari seluruh Indonesia dengan nilai penjualan Rp45 miliar hingga Rp50 miliar.

Ia menjelaskan, minat masyarakat terhadap kain adati terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk busana, interior maupun kebutuhan lainnya. Kecenderungan ini kian meningkat sejak Unesco menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda dari Indonesia tahun 2009 yang lalu.

“Tren ke arah nuansa etnik atau tradisi serta gaya hidup kembali ke alam yang banyak dianut para generasi muda, telah turut mendongkrak pemakaian kain adati, baik batik, tenun maupun jumputan atau sasirangan.” ungkapnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019