Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera mengkomunikasikan nasib puluhan pekerja terhadap rencana penutupan Supermarket Giant Ekstra Gegutu yang berada di Jalan Bung Hatta.Salah satu hal yang ingin kami komunikasi adalah dampak sosial yang akan timbul dengan dirumahkannya para pekerja, termasuk untuk pesangon mereka
"Salah satu hal yang ingin kami komunikasi adalah dampak sosial yang akan timbul dengan dirumahkannya para pekerja, termasuk untuk pesangon mereka," kata Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana di Mataram, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakannya menanggapi adanya rencana pihak Supermarket Giant Ekstra Gegutu yang akan menutup operasionalnya per 1 April 2019.
Supermarket Giant Ekstra Gegutu yang mulai beroperasional pada pertengahan tahun 2016, memiliki puluhan karyawan yang tentunya jika operasional ditutup bisa menambah angka pengangguran di kota ini.
Wakil Wali Kota mengaku prihatin dengan rencana penutupan gerai tersebut yang sebenarnya merupakan satu kebanggan bagi Pemerintah Kota Mataram karena keberadaanya mampu membuka lapangan kerja bagi warga kota.
Akan tetapi, dengan rencana penutupannya itu dapat menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah kota yakni dikhawatirkan terjadi penambahan angka pengangguran, sehingga harus segera disikapi.
Apalagi, Kota Mataram sebagai salah satu daerah yang terdampak bencana gempa bumi sampai sekarang belum pulih maksimal, begitu juga dengan investasi masih belum stabil kenapa harus ada penutupan yang menimbulkan persoalan baru.
"Karena itu, persoalan ini segera kami bicarakan untuk meminimalkan munculnya persoalan baru," katanya.
Sekda Kota Mataram H Effendi Eko Saswito sebelumnya berharap sebelum pimpinan Giant mengambil kebijakan penutupan, ada solusi agar para karyawan yang selama ini sudah membantu bisa dipekerjakan pada bidang lain di perusahaan tersebut.
"Dampak yang paling kita khawatirkan dengan adanya rencana penutupan supermarket tersebut adalah dirumahkannya para tenaga kerja dan angka pengangguran bisa bertambah," katanya.
Menyinggung tentang evaluasi keberadaan pasar modern terhadap kemungkinan moratorium, Sekda mengatakan, hal itu bisa saja dilakukan namun perlu dilihat terlebih dahulu penyebab penutupan operasionalnya.
"Kalau kita sudah tahu persis penyebabnya, baru kita bisa lakukan kajian. Kira-kira apa yang paling strategis yang akan kita lakukan, apalagi penutupan ini tidak hanya terjadi di sini tapi ada beberapa juga di luar daerah," ujarnya.
Karenanya, untuk sementara saat ini pemerintah kota tetap berbaik sangka kepada para investor, dengan pertimbangan siapa tahu penutupan itu akan dikonversikan dengan usaha-usaha lain yang bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019