Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan yang dikutip di Jakarta, Rabu (13/3), pemerintah mengungkapkan perbaikan dari tataran sumber daya manusia kesehatan, pemerataan fasilitas kesehatan, pemerataan tenaga kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Program Indonesia Sehat.
Program Indonesia Sehat sendiri terdiri dari tiga komponen yakni Mewujudkan Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Program Indonesia Sehat dilakukan dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), yakni mendatangi masyarakat dari rumah ke rumah oleh petugas kesehatan dari Puskesmas. Petugas kesehatan tersebut akan mendata kesehatan setiap anggota keluarga guna menemukan suatu penyakit secara dini.
Kemenkes mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) yang mengalami penurunan dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 (SDKI,1990) menjadi 305 per 100.000 per kelahiran hidup (SUPAS, 2015).
Penurunan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) disebut karena beberapa faktor, yakni hampir 9.456 Puskesmas telah melaksanakan kelas ibu hamil, 96,1 persen ibu hamil pernah mendapatkan pelayanan antenatal sekali selama kehamilannya, 86 persen ibu hamil periksa kandungan minimal satu kali saat masa kehamilan trimester pertama, 74,1 persen ibu hamil periksa sesuai standar, serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan telah mencapai 86 persen.
Kemenkes juga menyebutkan bahwa status gizi masyarakat mengalami perbaikan dilihat berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar. Yaitu persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) di tahun 2013 sebesar 24,2 persen yang mengalami penurunan pada tahun 2018 menjadi 17,3 persen.
Hasil Riskesdas juga menunjukkan persentase balita stunting di tahun 2013 sebesar 37,2 persen menjadi 30,8 persen di tahun 2018. Sedangkan untuk Balita kurus dan sangat kurus di tahun 2013 sebesar 12,1 persen dan turun menjadi 10,2 persen pada tahun 2018.
Angka keberhasilan pengobatan turbeculosis (TB) hingga sembuh total pada tahun 2018 mencapai 86 persen. Sementara sebanyak 1.508.864 pasien telah diobati sejak 2015.
Dalam perkembangan era industri 4.0, Kementerian Kesehatan membuat aplikasi telemedicine berbasis web yang bermanfaat untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan khususnya untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau.
Aplikasi telemedicine berbasis web dengan mengembangkan menu aplikasi seperti tele radiologi, tele USG, dan tele EKG guna memberikan ekspertise pemeriksaan radiografi, USG, dan EKG untuk mendukung hasil diagnosis. Selain itu ada pula tele konsultasi yaitu melakukan konsultasi daring melalui video dari pasien kepada dokter spesialis.
Kementerian Kesehatan juga mengembangkan aplikasi yang dapat melayani masyarakat dalam memberikan informasi konsultasi seputar kesehatan maupun permasalahan kesehatan lainnya.
Aplikasi yang bernama SehatPedia merupakan strategi inovasi dalam peningkatan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dan informasi untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan.
Kemenkes menyebutkan aplikasi SehatPedia bisa digunakan untuk konsultasi seperti secara daring lewat ponsel, mengecek fasilitas layanan kesehatan dengan akses rumah sakit, tautan pendaftaran daring rawat jalan, artikel kesehatan, dan seputar regulasi bidang kesehatan.
Namun setelah dilakukan pengujian ternyata aplikasi SehatPedia belum bisa digunakan secara optimal. Fitur konsultasi daring oleh dokter spesialis belum bisa digunakan karena tidak ada balasan setelah mengirim pesan konsultasi.
Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno.
Debat ketiga yang akan diikuti oleh calon wakil presiden diselenggarakan pada 17 Maret mendatang di Jakarta, dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial budaya. ***3***
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019