• Beranda
  • Berita
  • BMKG nyatakan NTT masih berpotensi dilanda angin puting beliung

BMKG nyatakan NTT masih berpotensi dilanda angin puting beliung

14 Maret 2019 16:03 WIB
BMKG nyatakan NTT masih berpotensi dilanda angin puting beliung
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Bambang Santiajid. (ANTARA FOTO/Ist)

Potensi terjadinya hujan deras disertai angin kencang ini masih akan berlangsung hingga awal April 2019

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih berpotensi dilanda hujan deras disertai angin kencang hingga puting beliung.

"Potensi terjadinya hujan deras disertai angin kencang ini masih akan berlangsung hingga awal April 2019," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Bambang Santiajid kepada Antara di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan prakiraan cuaca dalam beberapa hari ke depan, menyusul bencana angin puting beliung yang melanda delapan kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu pada pekan ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT mencatat ada delapan kabupaten yang dilanda hujan deras disertai angin puting beliung pada Minggu, (10/3) dan merusak ratusan rumah warga serta fasilitas umum.

Sebelumnya pada 28 Februari 2019, angin puting beliung memorak-porandakan ratusan rumah warga di Kelurahan Liliba, Kota Kupang.

Menurut Bambang, cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi dan berpotensi menimbulkan bencana angin puting beliung, dan banjir serta tanah longsor seperti yang terjadi di Manggarai Barat yang menewaskan delapan warga.

Ia juga menjelaskan mengenai posisi Madden-Julian Oscillation (MJO), diprakirakan mulai bergerak merambat ke wilayah timur memasuki wilayah Indonesia.

Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis terusan, akibat curah hujan tinggi.

"Bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, petir dan jalan licin," demikian Bambang Santiajid.

 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019