• Beranda
  • Berita
  • Jelang debat, Ma'ruf terima golok harimau dari masyarakat Cilegon

Jelang debat, Ma'ruf terima golok harimau dari masyarakat Cilegon

14 Maret 2019 16:41 WIB
Jelang debat, Ma'ruf terima golok harimau dari masyarakat Cilegon
Cawapres RI Ma'ruf Amin menerima golok harimau dari ulama Cilegon, di sela acara Silaturahmi Alim Ulama Tokoh (Silat) Cilegon, Kamis. (Rangga Jingga)
Cawapres RI nomor urut 01 Ma'ruf Amin menerima golok berkepala harimau dari masyarakat Cilegon, menjelang debat ketiga Pilpres, sebagai simbol keberanian seorang putra daerah Banten.

Golok itu diberikan Ketua Silaturahmi Alim Ulama Tokoh (Silat) Cilegon, Habib Anshori dalam acara silaturahmi yang dihadiri alim ulama dan tokoh masyarakat se-Banten.

"Wah itu (golok) artinya harus berani menghadapi situasi, orang Banten berani. Begitu," kata Ma'ruf Amin di Cilegon, Banten, Kamis.

Dalam kesempatan itu tokoh masyarakat dan alim ulama Cilegon mendeklarasikan diri akan menjaga NKRI serta mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Ma'ruf menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan.

"Terima kasih, hatur nuhun, hari ini masyarakat Banten telah mendeklarasikan siap menjaga dan merawat NKRI serta mendukung pak Jokowi dan saya," kata Ma'ruf Amin.

Ma'ruf yang juga merupakan putra daerah asli Banten mengatakan dalam bahasa Banten, bahwa wajar apabila orang Banten mendukung dan memilih dirinya, karena dirinya merupakan putra daerah Banten.

Menurut dia, jika masyarakat Banten tidak memilih calon pemimpin orang Banten maka patut dipertanyakan.

"Ono wong Banten, tapi ora dukung wong Banten, itu namanya kabina bina (terlalu)," kata Ma'ruf.

Ma'ruf menekankan keputusan Presiden Jokowi mengajak dirinya sebagai cawapres adalah bentuk penghormatan bagi warga Banten. Alhamdulillah nghormatan harus dibalas dengan dukungan terhadap Jokowi.

Lebih jauh dia juga meluruskan isu fitnah yang menyebut Jokowi tidak mencintai ulama.

"Wakilnya saja ulama, masa tidak mencintai ulama," jelasnya.

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019