• Beranda
  • Berita
  • Asmir Khoir berperan sebagai penyandang dana kelompok teroris Sibolga

Asmir Khoir berperan sebagai penyandang dana kelompok teroris Sibolga

14 Maret 2019 18:08 WIB
Asmir Khoir berperan sebagai penyandang dana kelompok teroris Sibolga
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat memberikan keterang pers terkait perkembangan kasus meledaknya bom di Sibolga, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/3). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Terduga teroris Asmir Khoir alias Ameng yang juga diamankan pada Selasa (12/3) di Jalan SM Raja Simpang Gambolo berperan sebagai penyandang dana untuk jaringan teroris di Sibolga.

"Yang bersangkutan AK perannya terhadap kelompok Sibolga menyumbang atau sebagai penyandang dana untuk membeli berbagai kebutuhan untuk merakit bom sebesar Rp15 juta," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kamis.

Asmir Khoir diamankan setelah dilakukan pengembangan dari terduga teroris Husain alias Abu Hamzah yang ditangkap Densus 88 Antiteror terlebih dulu.

Dari kediaman Asmir Khoir, Densus 88 menyita sebuah bom rompi yang berisi 10 buah bom elbow dan satu kardus berisi bahan peledak yang masih diperiksa di laboratorium forensik.

Tim Densus 88 juga menangkap seorang terduga teroris P atau Ogel pada Selasa (12/3) yang berperan aktif merencanakan tindakan amaliyah yang akan dilakukan oleh Abu Hamzah dan teman lainnya.

"Peran P juga menyimpan bahan-bahan peledak yang akan digunakan oleh tersangka Abu Hamzah," kata Dedi Prasetyo.

Barang bukti yang diamankan dari AK dan P adalah 300 kg bahan peledak yang disimpan cukup rapi di bawah semen.

Dedi Prasetyo mengatakan Tim Densus 88 terus mengembangkan kasus tersebut dan melakukan upaya penegakan hukum lainnya kepada kelompok itu.

"Tidak menutup kemungkinan jumlah bahan bakunya cukup banyak tentunya butuh anggaran yang cukup besar untuk bisa membeli bahan baku tersebut. Kami masih mendalami siapa yang berperan sebagai penyandang dana lain kelompok Sibolga ini," kata Dedi Prasetyo.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019