• Beranda
  • Berita
  • Jembatan gantung di Rejang Lebong putus, diterjang banjir bandang

Jembatan gantung di Rejang Lebong putus, diterjang banjir bandang

14 Maret 2019 18:20 WIB
Jembatan gantung di Rejang Lebong putus, diterjang banjir bandang
Ilustrasi - Seorang warga memaksakan diri melalui jembatan gantung yang ambruk di Meunasah Asan Krueng Kreh, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh Minggu (18/12). (FOTO ANTARA/Rahmad)

Jembatan gantung itu menghubungkan pemukiman dengan perkebunan warga yang berada di seberang sungai

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan banjir bandang yang terjadi di Desa Pelalo memutuskan satu jembatan gantung di Sungai Air Kelingi.

Kepala BPBD Rejang Lebong Basuki didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Ansori saat dihubungi di Rejang Lebong, Kamis siang, mengatakan jembatan gantung yang putus akibat banjir tersebut, berada di Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi.

"Jembatan gantung itu menghubungkan pemukiman dengan perkebunan warga yang berada di seberang sungai," kata dia.
.
Jembatan gantung itu berada di belakang TPU Desa Pelalo dan selama ini menjadi satu-satunya akses warga Desa Pelalo dan Desa Belitar Muka menuju kebun kopi mereka di seberang Sungai Air Kelingi.

Jembatan itu putus dihantam banjir bandang pada Rabu (13/3) malam, mengingat ketinggian jembatan hanya berkisar satu meter dari permukaan air. Saat air sungai meluap langsung menghantam badan jembatan.

Hujan deras yang terjadi di daerah itu, kata Basuki, juga menyebabkan tanah longsor di dua titik, yakni di jalan provinsi di Desa Kayu Manis, Kecamatan Sindang Kelingi dan di jalan nasional di Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Sindang Kelingi.

Dua titik jalan itu terkena longsor, saat ini air sudah menggerus sebagian badan jalan. Lokasi longsor baik jalan di Desa Kayu Manis maupun Desa Cahaya Negeri, masing-masing dengan panjang mencapai 25 meter.

"Longsor di Desa Cahaya Negeri sepanjang 25 meter ini terjadi karena pelapis tebingnya yang dibangun pada 2017 lalu patah yang diduga akibat luapan aliran air dari saluran drainase induk di wilayah itu," katanya.

Untuk menghindari jatuhnya korban jiwa, pihaknya telah memasang karung berisi pasir dan tanah di dua lokasi tanah longsor.

Selain itu, petugas juga telah memasang rambu-rambu peringatan agar pengguna jalan yang lewat tempat itu berhati-hati.
 

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019