Ajang Sail Nias yang merupakan rangkaian dari penyelenggaraan Sail Indonesia yang berlangsung setiap tahun diharapkan benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat dan jangan hanya menjadi kegiatan seremoni belaka.Pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap konsep sail yang selama ini dilakukan sebab nampaknya kurang terkoordinasi dengan baik, minim partisipasi dan dukungan swasta, terkesan hanya hanya menjadi kegiatan seremoni tanpa konsep yang jelas
"Pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap konsep sail yang selama ini dilakukan sebab nampaknya kurang terkoordinasi dengan baik, minim partisipasi dan dukungan swasta, terkesan hanya hanya menjadi kegiatan seremoni tanpa konsep yang jelas," kata Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia, Moh Abdi Suhufan, di Jakarta, Kamis.
Abdi menjelaskan, dulu Dewan Kelautan Indonesia (Dekin) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sail, tetapi setelah Dekin dibubarkan dinilai menjadi tidak jelas koordinasinya.
Untuk itu, ujar dia, semestinya Kemenko Kemaritiman mengambil peran untuk melakukan evaluasi dan reformulasi konsep sail sehingga tidak hanya terkesan menghamburkan uang negara tanpa manfaat bagi ekonomi lokal.
Terkait Sail Nias, Abdi menginginkan agar persiapannya mesti dievaluasi sudah sampai sejauh mana, pihak mana yang bertanggung jawab, serta perlu ada indikator kesuksesan penyelenggaraan di berbagai aspek.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim telah menunjuk Nias, Sumatra Utara, sebagai kandidat tuan rumah Sail Indonesia 2019.
Sail Indonesia sendiri merupakan ajang tahunan wisata bahari yang telah diselenggarakan sejak 2009. Daerah terakhir yang menjadi tuan rumah penyelenggara Sail Indonesia ini adalah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada September 2018, yaitu Sail Moyo Tambora. Kali ini, giliran Nias yang didapuk sebagai kandidat tuan rumah penyelenggara Sail Indonesia 2019.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019