• Beranda
  • Berita
  • Ogan Komering Ulu Timur-Sumsel terus pacu pertanian organik

Ogan Komering Ulu Timur-Sumsel terus pacu pertanian organik

15 Maret 2019 06:07 WIB
Ogan Komering Ulu Timur-Sumsel terus pacu pertanian organik
Bupati Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, Kholid Mawardi melakukan panen raya di Desa Pahang Asri, Kecamatan BP Peliung, Kamis (14/3/2019). (FOTO ANTARA/HO-Antara News Sumsel/Joko Wiyanto/19)

Target kami, sawah-sawah di OganKomeringUlu Timur yang mengembangkan pertanian organik bisa mendapatkan sertifikat beras organik dari lembaga internasional supaya produk bisa dijual ke luar negeri

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, memacu kinerja pertanian organik dengan cara menambah luas lahan tanam dan jaringan pemasaran.

Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Kholid Mawardi di Martapura, Kamis, mengatakan, upaya ini dilakukan karena permintaan beras organik diperkirakan akan terus meningkat di masa datang.

"Saat ini luas lahan padi organik mencapai 100 ribu hektare, kami berharap pada tahun ini akan bertambah cukup signifikan," kata Kholid usai kegiatan panen raya di Desa Pahang Asri, Kecamatan BP Peliung, Ogan Komering Ulu Timur pada lahan seluas 2 hektare.

Ia mengatakan pertanian organik akan semakin menjanjikan di masa datang seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi.

Oleh karena itu, arah pengembangan pertanian di kabupaten itu akan akan menuju pada pengembangan padi organik.

Petani, kata dia, akan didorong menggunakan pupuk kandang untuk memacu tingkat kesuburan tanah.

"Ini sebenarnya sama saja dengan turut membangkitkan sektor peternakan di Ogan Komering Ulu Timur. Jadi ada dua manfaat sekaligus," kata dia.

Namun, untuk mengajak petani mau mengembangkan pertanian organik, menurut Kholid, bukan perkara mudah karena petani sudah terbiasa dengan cara-cara konvensional, yakni menggunaan zat kimia dalam menggarap sawah.

Oleh karena itu, dibutuhkan pendampingan terhadap petani seperti yang telah dilakukan Pemkab Ogan Komering Ulu Timur yakni memberikan kesempatan kepada petani untuk studi banding ke daerah lain yang sudah sukses dalam pengembangan sawah organik.

Pemkab juga akan mendorong petani berkerja sama dalam wadah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selain itu, pemkab juga membuat tim pemasaran untuk memasarkan produk serta membuat kemasan yang menarik.

"Target kami, sawah-sawah di Ogan Komering Ulu Timur yang mengembangkan pertanian organik bisa mendapatkan sertifikat beras organik dari lembaga internasional supaya produk bisa dijual ke luar negeri," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Padi Organik Desa Pahang Asri Suprapto mengatakan luas lahan padi organik di Desa Pahang Asri saat ini seluas 5,9 hektare.

Pada 2018, lahan tersebut sudah mendapatkan sertifikat Inofice (Indonesian Organic Farming Certification) sehingga sangat layak dikembangkan khusus untuk pertanian organik.

"Keuntungan yang didapat memang lebih besar dengan menanam padi organik, namun persoalannya kami kerap kesulitan mendapatkan pupuk kandang," kata dia.

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang menjadi sentra beras di Sumatera Selatan telah mengembangkan seluruh jenis pertanian padi, yakni pertanian secara konvensional yakni menggunakan pupuk kimia, pertanian padi residu yakni mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pertanian organik yakni tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali.

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019