Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharyanto mengumumkan bahwa neraca perdagangan Februari 2019 mengalami surplus 0,33 miliar dolar AS, meskipun ekspor turun karena impor yang turun tajam.Surplus terjadi karena impornya turun tajam dan ekspornya juga turun
"Surplus terjadi karena impornya turun tajam dan ekspornya juga turun. Tapi, ini berita baik karena akan berpengaruh pada angka pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019," katanya di Jakarta, Jumat.
Kecuk, panggilan akrabnya, memaparkan bahwa nilai ekspor pada Februari 2019 mencapai 12,53 miliar dolar atau turun 10,03 persen jika dibandingkan Januari 2019 yang disebabkan oleh penurunan ekspor migas maupun nonmigas.
Sementara nilai impor pada Februari 2019 senilai 12,2 miliar dolar AS atau turun tajam hingga 18,61 persen jika dibandingkan dengan Januari 2019.
Menurut Kecuk, angka surplus pada Februari 2019 ini merupakan buah dari komitmen pemerintah yang berupaya menekan angka defisit neraca perdagangan melalui berbagai kebijakan.
"Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya melalui mekanisme menaikan pajak impor barang mewah. Ini sudah baik, namun masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilanjutkan agar momentum ini bisa terus terjaga," ujar Kecuk.
Baca juga: Kurs rupiah melemah 17 poin, dekati Rp14.300/dolar
Baca juga: IHSG Jumat dibuka naik 6,92 poin
Baca juga: Bank Sentral Kanada sebut kenaikan utang global ancam pertumbuhan ekonomi dunia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019