Kedua instansi menegaskan kesepakatan itu melalui penandatanganan nota kesepahaman oleh Sekretaris Utama Bekraf Restog Krisna Kusuma dan Presiden SBC Lee Sang-Jik yang disaksikan oleh Wakil Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Joyoung Jeon di Jakarta, Jumat.
Restog menuturkan fokus kesepakatan keduanya adalah pengembangan startup digital mulai dari pendanaan, pencarian mitra strategis hingga "benchmarking" (pengetesan berdasarkan standar).
"Kita mungkin punya yang lebih 'advance' (unggul) di bidang apa, nanti kita kolaborasi," katanya.
Restog menuturkan pengembangan startup merupakan salah satu fokus pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia.
Bekraf memiliki tugas untuk mendorong startup digital berkembang ke tingkat berikutnya dan membawa unicorn Indonesia bisa melebarkan sayap mereka.
"Langkah konkret kerja sama akan dirumuskan dalam beberapa minggu ke depan, termasuk terkait permodalan," kata Restog.
Lee Sang-Jik mengklaim lembaganya sebagai inisiator dalam pengembangan startup di Korea untuk menjadi unicorn dan perusahaan global.
"Seperti Bapak dan ibu tahu, Samsung dan Hyundai juga memulai usaha mereka dari kecil dan menengah. Kami membantu membangun fondasi kuat usaha kecil di Korea menjadi global," tutur Lee.
Ia berharap kerja sama kedua instansi bisa berjalan lancar dengan dukungan pemerintahan kedua negara.
Kerja sama Bekraf dan SBC dalam pengembangan startup akan berlangsung dalam dua tahun. Selama periode tersebut, bentuk kerja sama keduanya meliputi pertukaran informasi kebijakan dan program pemerintah dalam mempromosikan dan mendukung startup digital di kedua negara serta membantu menemukan dan menyediakan mitra bisnis dan investor untuk mempromosikan bisnis startup.
Kemudian, mengatur proyek bersama seperti demo produk, seminar investasi, program bimbingan, pameran, pertemuan dengan pembeli untuk memperkuat kapasitas startup; serta berbagi pengetahuan teknis dan bantuan teknologi dalam pengembangan bisnis startup digital.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019