"Windy ini nanti kita proyeksikan sebagai pengganti Sri Wahyuni Agustiani yang cuti karena hamil. Memang sangat berat tapi kita berusaha dan dia ada potensi untuk ke situ," ujar pelatih pemusatan latihan nasional PB PABBSI Dirja Wihardja di Mess Kwini, Jakarta, Jumat.
Dirja sendiri sadar betapa berat tugasnya untuk menjaga tradisi medali angkat besi baik di SEA Games maupun Olimpiade.
"Soalnya tugas kita berat untuk mempertahakan medali. Di angkat besi dari tahun 2000 kita selalu dapat medali dan kita mau mendapat medali emas," ujarnya.
Untuk meningkatkan kemampuan Windy dan enam rekannya, tim angkat besi putri PABBSI rencananya akan dikirim ke Kejuaraan Asia di China dan Kejuaran Dunia Junior IWF 2019 di Fiji. Selain untuk melihat hasil latihan intens para lifter, Dirja juga ingin mereka juara dan mendapatkan poin untuk lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo.
Windy sendiri ditargetkan oleh pelatih bisa membukukan total angkatan sekitar 180 kg pada kelas 49 kg di Kejuaraan Asia 2019 di Ningbao, China,18-28 April dan Kejuaraan Dunia Junior IWF 2019 di Suva, Fiji, 1-8 Juni.
Peraih medali emas Kejurnas Angkat Besi 2018 dengan total angkatan 167 kg itu mengaku sadar bebannya untuk menjadi penerus Sri Wahyuni tidak hanya dari segi prestasi tapi juga menyamai, atau setidaknya mendekati, rekor total angkatan 192 kg yang dipegang oleh peraih medali perak Olimpiade 2016 itu.
“Butuh proses. Dia kan senior, kalau Cantika kan baru masuk (pelatnas). Butuh proses yang cukup lama sama seperti dia,” ujar atlet asal Kabupaten Bandung yang kadang dipanggil Cantika itu.
Indonesia rencananya akan menurunkan atlet di empat nomor putra dan enam nomor putri untuk berlaga di kompetisi regional ASEAN tersebut.
Baca juga: Lifter Deni targetkan total angkatan 310 kilogram di Kejuaraan Asia
Baca juga: PABBSI Bidik Tujuh Kualifikasi Olimpiade Berbekal Rp11 Miliar
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019