"Kami berharap Gubernur Sumbar dan pemerintah pusat untuk memfasilitasi kami datang ke sana," kata Hendra di Padang, Jumat.
Hendra akan mencoba melaporkan diri kepada pemerintah dengan harapan dapat melihat secara langsung kondisi adik kandungnya tersebut.
Zulfirman Syah, kata dia, merupakan anak bungsu dari enam bersaudara dan dia anak kelima.
"Zul ini tepat di bawah saya dan kami berharap dapat segera bertemu," katanya.
Ia mengaku telah mendapatkan nomor Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan informasi terbaru. Namun, hingga saat ini dirinya belum menghubungi nomor tersebut.
"Namun, saya telah menghubungi pelajar Sumbar yang bersekolah di sana untuk menjaga Zul dan keluarga di sana," katanya.
Hendra menyampaikan hingga saat ini dirinya belum memberitahukan kejadian nahas tersebut kepada orangtuanya karena khawatir kondisi mereka terguncang.
"Kami berharap awak media tidak usah datang ke rumah," katanya.
Sebelumnya, dua orang warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban dalam aksi teror penembakan massal yang terjadi di masjid, Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat pukul 13:40 (waktu setempat).
"Kami baru menerima informasi bahwa terdapat dua WNI yang tertembak dalam peristiwa penembakan di masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir.
Arrmanatha menyatakan berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh KBRI di Wellington dari kelompok WNI di Christchurch bahwa dua WNI yang tertembak dalam peristiwa tersebut adalah seorang ayah dan anaknya. Keduanya sekarang masih mendapatkan perawatan di Christchurch Public Hospital.
"Ayahnya saat ini dirawat di ruang ICU, sementara anaknya juga dirawat di rumah sakit yang sama tetapi di ruang perawatan biasa," ujarnya.
Sebelumnya sebanyak 40 orang tewas dan lebih 20 lagi luka parah dalam aksi penembakan di dua masjid di Selandia Baru, Jumat, yang disebut Perdana Menteri Jacinda Ardern sebagai serangan teroris.
Pembunuhan oleh sedikitnya seorang pria bersenjata itu dilakukan saat salat Jumat berlangsung di Kota Christchurch. Itu merupakan penembakan massal terburuk di negara itu dan dikutuk di seluruh wilayah Asia.
"Kami mendapat laporan bahwa 40 orang meninggal dalam aksi kekerasan ekstrim ini," kata Ardern.***2***
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019