"Tema-tema FGD yang diselenggarakan FRI akan diramu menjadi rekomendasi dan diserahkan kepada Presiden untuk menjadi masukan dari kampus," kata Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA dalam sambutan pembukaan seri FGD FRI Bidang Ekonomi di Ruang Senat Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin di Makassar, Sabtu (16/3).
Itulah sebabnya, dalam setiap seri, FGD selalu mengangkat tema-tema strategis, seperti ketahanan pangan, energi terbarukan, demokrasi, dan lain-lain. Kali ini, kita mengambil tema ekonomi, dengan fokus pada ekonomi digital," lanjut Prof Dwia.
FGD di Universitas Hasanuddin merupakan seri diskusi kedelapan, atau seri terakhir dari rangkaian diskusi FRI.
FGD ini mengambil tema: "Tantangan Ekonomi Nasional dalam Menghadapi Ekonomi Digital" ini digelar sebagai bagian dari program kerja periode 2018-2019,
Prof Dwia mengatakan setelah sesi ini, FRI akan mengadakan pertemuan tahunan di Semarang, untuk merampungkan dan menyerahkan rekomendasi.
"Rencananya akan diselenggarakan setelah Pemilu, atau pada akhir bulan April 2019 nanti," jelasnya.
Sekretaris Eksekutif FRI Suharman Hamzah, PhD mengatakan FGD Forum Rektor Indonesia kali ini dihadiri oleh puluhan rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.
"Sebanyak 12 rektor hadir pada hari ini, dari Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kami menghaturkan terima kasih atas kesediaan bapak dan ibu rektor yang sempat hadir hari ini," ujar Suharman.
Dalam sambutan pengantarnya, Suharman juga memperkenalkan para nara sumber yang menjadi pemantik diskusi, yaitu: Prof Dr Arie Kuncoro (Dekan FEB Universitas Indonesia), Dr. Abdul Hamid Padu (Dewan Pengawas Badan Pengelola Keuangan Haji), Dr Sofian Lusa (Ketua Indonesian E-Commerce Association, IdEA), dan Dr Syarkawi Rauf ME (Komisaris PTPN VI).
Dalam presentasi sesi pertama yang dipandu oleh Yusri Zamhuri, Ph D, para nara sumber memaparkan berbagai perspektif terkait tantangan ekonomi nasional.
Prof Arie Kuncoro, misalnya, memaparkan bagaimana perkembangan ekonomi nasional yang masih menghadapi persoalan tingginya impor, diikuti dengan kesenjangan atau gini ratio.
Sementara itu, Dr Abdul Hamid Padu menguraikan tentang profil investasi Indonesia dan menyinggung juga bagaimana struktur pengelolaan dana haji yang selama ini seringkali menjadi kontroversi.***3***
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019