• Beranda
  • Berita
  • PKBM Hidayah dengan dukungan Pertamina gelar "dreamable" untuk ABK

PKBM Hidayah dengan dukungan Pertamina gelar "dreamable" untuk ABK

16 Maret 2019 21:25 WIB
PKBM Hidayah dengan dukungan Pertamina gelar  "dreamable" untuk ABK
Ilustrasi - Pelajar berkebutuhan khusus dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Minggir, Sleman mewarnai gambar saat acara mewarnai bersama di Bentara Budaya Yogyakarta, Senin (7/1/2019). Acara yang digagas oleh Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome dan Bentara Budaya Yogyakarta itu guna melatih motorik halus pelajar dengan kebutuhan khusus. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)

Sekolah yang dikelola mandiri oleh warga tersebut melakukan berbagai kegiatan di luar kelas untuk anak berkebutuhankhusus (ABK) seperti olah raga, berkebun, membersihkan halaman, dan bersih sampah di sepanjang Sungai Citarum

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Hidayah dengan dukungan Pertamina mengadakan kegiatan "dreamable" yang diikuti oleh belasan anak berkebutuhan khusus di halaman  PKBM Hidayah, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Sabtu.

Sekolah yang dikelola mandiri oleh warga tersebut melakukan berbagai kegiatan di luar kelas untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti olah raga, berkebun, membersihkan halaman, dan bersih sampah di sepanjang Sungai Citarum, yang dilakukan setiap satu minggu sekali.

Selingan ini juga mendorong anak-anak berkebutuhan khusus agar belajar mengendalikan emosi serta menanamkan kemandirian.

Unit Manager Communication and CSR Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami mengatakan Dreamable ini merupakan program yang diinisiasi awal tahun 2018.

Melalui unitnya, Pertamina turut serta pengembangan pendidikan melalui kegiatan tersebut.

"Kegiatan berkebun sangat membantu dalam mengarahkan anak-anak tersebut melakukan aktivitas bermanfaat, menumbuhkan kemampuan dan meningkatkan kepercayaan diri bahwa anak-anak agar bisa bersosialisasi dengan orang lain dan masyarakat, mengenalkan lingkungan untuk membentuk keberanian sekaligus kemandirianpada anak berkebutuhan khusus agar mereka tidak selalu bergantung pada orang lain,” kata Dewi.

Kegiatan Dreamable ini berawal dari inisiatif warga Desa Tegal Luar yang mendata anak berkebutuhan khusus di sekitarnya serta memfasilitasi sekolah non-formal dengan memanfaatkan rumah warga dengan menjadi guru relawan.

Kegiatan tersebut juga telah merangkul 34 anak berkebutuhan khusus di enam desa yang berada di Kecamatan Bojongsoang.

“Kami ingin mengedukasi juga bahwa dibalik keterbatasan, sebenarnya anak-anak ini punya potensi yang bisa dikembangkan. Kami juga telah berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk dapat memfasilitasi pengembangan potensi anak-anak," kata Dewi.

Salah seorang guru PKBM Hidayah, Yulianti mengatakan dengan semangat membesarkan anaknya yang juga berkebutuhan khusus, sekolah non-formal yang didirikan ini diharapkan dapat memotivasi orang tua lainnya untuk bisa mengejar ketertinggalan pendidikan di usianya.

“Saya berangkat membangun sekolah non-formal ini karena saya yakin bahwa anak saya saja bisa sekarang dan mau belajar, pastinya anak-anak lain juga bisa. Selain bertujuan untuk mengembangkan potensi anak-anak ini, salah satunya adalah memotivasi orang tuanya agar bisa mendukung anaknya untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Yulianti.

Selain itu, Program ini juga merupakan replikasi sekaligus pengembangan dari kegiatan Ojek Makanan Sehat Balita (Omaba) di Kecamatan Bojongsoang.

Sinergi Pertamina dan masyarakat telah mengantarkan sekolah non formal Dreamable sebagai tempat alternatif bagi anak berkebutuan khusus dalam mendapatkan fasilitas pendidikan yang terjangkau karena jumlah anak berkebutuhan khusus di lingkungan Kecamatan Bojongsoang sangat banyak, dan berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019