• Beranda
  • Berita
  • Tradisi Polri jaga rumah ibadah, dinilai positif

Tradisi Polri jaga rumah ibadah, dinilai positif

17 Maret 2019 19:13 WIB
Tradisi Polri jaga rumah ibadah, dinilai positif
Ilustrasi - Seorang personel polisi berjaga jaga saat mengamankan pelaksanaan shalat Idul Adha 1439 Hijriah, di Masjid Raya Al Fatah Ambon, Maluku, Rabu (22/8/2018). (ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan)
Ketua Majelis Ulama Indonesia Maluku, DR. Abdullah Latuapo mengatakan, tradisi Polri di jajaran Polda Maluku yang melakukan penjagaan Masjid saat berlangsung sholat Jumat maupun ibadah perayaan hari besar keagamaan perlu dipertahankan.

"Pengamanan khusus tempat-tempat ibadah oleh poliri itu penting juga dan bisa dikonfirmasikan dengan pihak keamanan, tetapi yang jelas kita lihat di Ambon sini ada kepedulian pemerintah dan aparat keamanan pada hari Jumat terutama kita lihat itu ada kepolisian sudah melakukan pengamanan di masjid," kata Abdullah di Ambon, Minggu.

Ketua MUI Maluku ini dimintai tanggapannya berkaitan dengan serangkaian aksi penyerangan umat yang sementara menjalankan ibadah seperti dua masjid di Selandia Baru, atau pun gereja di Mesir dan di Indonesia sendiri.

"Ini sebuah langkah yang baik dan perlu dipertahankan, karena bagaimana pun juga kondisi keamanan dan kedamaian itu kita butuhkan jadi kita harus tetap waspada," tegas Abdullah.

Apalagi dalam menghadapi situasi pilpres 2019, tidak menutup kemungkinan muncul berbagai gejolak akibat ketidakpuasan kelompok tertentu, misalnya yang tidak ingin bangsa ini tetap aman dan damai terutama bagi Maluku.

MUI mengimbau masyarakat dan seluruh tokoh agama selalu bekerjasama dengan pemerintah, TNI dan Polri untuk tetap menjaga keamanan dan kedamaian. karena itu merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan bersama.

"Untuk peristiwa penembakan jamaah secara brutal di Selandia Baru, kita mengimbau seluruh masyarakat Maluku sama-sama menyikapi masalah ini dengan bijak dan arif, menggunakan pikiran yang jernih dan hati yang tenang untuk menjaga keamanan, kedamaian, kerukunan umat beragama dan kita hidup bersama sebagai orang basudara di Maluku," katanya.

Menyangkut beredarnya video penembakan jamaah di Selandia Baru, Ketua MUI Maluku meminta masyarakat agar jangan lagi disebarluaskan karena bisa menyulut atau dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.*


Baca juga: MUI Maluku kutuk teror bom di Surabaya

Baca juga: Keluarga Zulfirman Syah korban penembakan di Christchurch akan berangkat ke Selandia Baru


 

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019