"Karakteristik banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia diawali adanya longsor di bagian hulu kemudian membendung sungai sehingga terjadi badan air atau bendungan alami," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya persnya pada Minggu (17/3).
Sutopo menambahkan akibat volume air yang terus bertambah, kemudian bendungan alami jebol dan menerjang di bagian bawah dengan membawa material-material lainnya seperti kayu gelondongan, pohon, batu, lumpur dan lainnya. Material-material ini hanyut bersamaan dengan kecepatan aliran air yang besar.
Human Initiative berinisiatif melakukan tanggap darurat bencana dengan mengirimkan personil ke wilayah Sentani pada Minggu 17 Maret 2019. Eson Jumarsono selaku GM Disaster Risk Management (DRM) Human Initiative mengatakan Tim Rescue akan segera berangkat ke lokasi bencana hari ini.
“InsyaAllah malam ini Tim Rescue akan berangkat ke Papua dalam rangka melakukan Inisiatif tanggap darurat bencana dengan melakukan tindakan berupa berkordinasi dengan BPBD dan Pemerintah setempat, megevakuasi, mengkaji dan menyalurkan bantuan untuk warga terdampak,” ujar GM Disaster Risk Management (DRM) Human Initiative, Eson Jumarsono.
Sementara ini, data dari BNPB pada Minggu (17/3) pukul 10.15 WIT bahwa jumlah yang meninggal dunia sebanyak 50 jiwa, 59 jiwa mengalami luka-luka ringan sampai berat dan kerugian material lainnya seperti rusaknya infrastruktur baik ringan maupun berat. Human Initiative mengajak seluruh masyarakat untuk turut membantu para penyintas dengan cara menyalurkan donasi kemanusiaan melalui website solusipeduli.org. Adapun kebutuhan mendesak yang dibutuhkan adalah air bersih, food item, dan medis.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019