"Bukalapak mengonfirmasi bahwa memang ada upaya untuk meretas Bukalapak beberapa waktu yang lalu, namun, tidak ada data penting seperti user password, finansial atau informasi pribadi lainnya yang berhasil didapatkan," kata Kepala Komunikasi Korporat Bukalapak, Intan Wibisono, dalam keterangan resmi, Senin.
"Kami selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak, demi memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak, dan memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan. Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital," ujarnya
Bukalapak mengimbau para pengguna mereka untuk memperhatikan keamanan saat bertransaksi di platform mereka, salah satunya dengan mengganti kata kunci secara berkala.
Bukalapak juga memiliki fitur keamanan tambahan berupa verifikasi dua langkah atau two-factor authentication, untuk mencegah penyalahgunaan data penting dari perangkat yang tidak dikenali.
Sebelumnya, dikutip dari The Hacker News, peretas dengan nama samaran Gnosticplayers mengaku mencuri data jutaan pengguna dari sejumlah situs, dua di antaranya berasal dari Indonesia yaitu Youthmanual dan Bukalapak.
Youthmanual belum memberikan keterangan atas peretasan ini.
Peretas tersebut mengklaim menjual data dari enam situs yang terakhir diretas ke Dream Market seharga 1,2431 Bitcoin atau setara dengan 5.000 dolar.
Baca juga: Peretas klaim jual data jutaan pengguna Bukalapak
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019