“Dari sejumlah semen inseminasi buatan yang ada, peternak sapi di Kota Lhokseumawe, lebih menyukai IB jenis sapi lokal. Baik dari jenis sapi Aceh dan juga sapi Bali,” kata M. Rizal, Kepala Dinas Kelautan Peternakan dan Pertanian (DKPP) Kota Lhokseumawe, Senin.
Berdasarkan keterangan petugas di lapangan, mengenai ketertarikan IB sapi lokal didasarkan pada beberapa faktor keuntungan. Diantaranya, lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan juga tahan terhadap penyakit. Selain itu mudah dari segi penyediaan pakan dan juga lebih diminati dagingnya.
“Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan juga tidak repot menyediakan pakan. Makanya peternak di Kota Lhokseumawe lebih memilih jenis IB sapi Aceh atau sapi Bali,” ujar M. Rizal.
Lebih lanjut dijelaskan, jenis sapi lokal yang menjadi daya tarik peternak untuk pengembangbiakan dengan cara IB, salah satunya karena pakan dan juga dagingnya. Untuk jenis sapi Aceh, pakannya cukup rumput. Sedangkan untuk jenis sapi Bali, pakannya sangat mudah dan mau memakan dedaunan apa saja meski bukan rumput.
Sementara untuk jenis IB sapi lainnya, seperti Brahma, Limousin, PO dan juga Simental, ada juga peternak yang memintanya akan tetapi jumlahnya sangat terbatas dibandingkan dengan jenis IB sapi lokal, baik Sapi Aceh maupun Sapi Bali, kata M. Rizal.
Jika ada permintaan IB dari peternak, petugas akan memeriksa dulu calon indukan apakah mampu menjadi induk atau tidak.
“Jika ada yang meminta IB, terutama untuk jenis sapi luar, kita survei dulu sapi betinanya apakah mencukupi syarat atau tidak. Karena apabila tidak sesuai berat bobot dan kondisi sapi betinanya akan berakibat fatal saat melahirkannya. Apakah induknya yang mati atau anaknya,” kata Kadis DKPP Kota Lhokseumawe itu.*
Baca juga: Disnak NTT targetkan inseminasi buatan 25.500 sapi
Pewarta: Mukhlis
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019