Kepala Dusun Sama Kecamatan Kalukku Basir, dihubungi dari Mamuju Senin petang mengatakan, Dinas Pendidikan setempat akan membuat tenda di sekitar pengungsian sebagai tempat belajar bagi murid SD yang mengungsi bersama orang tua mereka.
"Pihak Dinas Pendidikan dan kepala sekolah sudah melihat kondisi anak-anak dan mereka berencana membuat tenda sebagai tempat proses belajar-mengajar sementara murid-murif yang mengungsi," kata Basir.
Ia menyatakan, kondisi murid-murid SD Sama yang mengungsi bersama orang tua mereka di tenda darurat di kawasan Dusun Gentungan Kecamatan Kalukku cukup memprihatinkan.
Selain harus tidur di tenda darurat dengan alas seadanya, murid-murid SD Sama juga sudah hampir dua minggu tidak bisa belajar seperti biasa karena tidak adanya alat penerangan di tenda pengungsian.
"Mereka tentu ketinggalan pelajaran sebab selain tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar, para murid-murid itu juga tidak bisa belajar pada malam hari karena tidak adanya alat penerangan," ucapnya.
"Kami berharap ada solusi secepatnya sehingga anak-anak kami bisa segera mengikuti proses belajar mengajar dan mengejar ketertinggalan pelajaran selama di pengungsian," kata Basir.
Sebelumnya, guru SD Sama Suardi ditemui di lokasi pengungsian di Dusun Gentungan, Kecamatan Kalukku, mengatakan, ada 63 anak didiknya saat ini berada di tenda pengungsian karena ikut orang tuanya.
Sudah lebih dua minggu, pascabanjir bandang yang terjadi pada Kamis (28/2) lalu, aktivitas belajar mengajar di SD Sama lanjutnya terhenti.
Ia mengatakan, ada sembilan murid kelas enam yang seharusnya akan mengikuti ujian akhir sekolah pada bulan depan (April), juga tengah berada di pengungsian dan tidak bisa mengikuti aktivitas belajar.
Walaupun SD Sama tidak mengalami kerusakan berarti saat banjir bandang menerjang kawasan itu, namun karena seluruh warga di kawasan itu mengungsi, termasuk para guru dan murid sehingga aktivitas belajar di sekolah tersebut tidak bisa dilaksanakan.
"Jadi, aktivitas belajar mengajar bisa dikatakan lumpuh karena guru dan seluruh murid semuanya mengungsi. Hanya pagar yang rusak sementara ruang kelas tidak terlalu terdampak saat terjadinya banjir bandang itu," tutur Suardi.
Sebanyak 59 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 273 jiwa yang didominasi anak-anak dan perempuan mengungsi dari rumah-rumah mereka di Dusun Sama karena khawatir akan terjadi longsor, pascabanjir bandang menerjang kawasan itu, pada Kamis (28/2).
Pada saat banjir bandang tersebut sebanyak lima rumah warga Dusu Sama hilang terseret air.
Kemudian, pascabanjir bandang tersebut, warga kembali panik setelah adanya retakan di kawasan perbukitan yang mengelilingi Dusun Sama.
Akhirnya, pada Kamis (7/3) warga Dusun Sama mengungsi ke Kantor Lurah Bebanga Kecamatan Kalukku selama tiga hari, namun setelah masa tanggap darurat berakhir pada Minggu (10/3) warga akhirnya mencari tempat pengungsian sendiri setelah menolak dipulangkan ke rumahnya masing-masing.*
Baca juga: Pengungsi di Mamuju bersikukuh tidak akan pulang
Baca juga: Pengungsi korban banjir Mamuju kekurangan air bersih
Pewarta: Amirullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019