• Beranda
  • Berita
  • Awan panas guguran 1.000 meter meluncur dari Gunung Merapi

Awan panas guguran 1.000 meter meluncur dari Gunung Merapi

18 Maret 2019 19:36 WIB
Awan panas guguran 1.000 meter meluncur dari Gunung Merapi
Arsip Foto. Warga menyaksikan aktivitas guguran awan panas kecil Gunung Merapi di Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (26/2/2019). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp. (.)
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan DIY-Jawa Tengah mengeluarkan awan panas guguran pada Senin sore dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah hulu kali Gendol, kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Melalui akun Twitter resminya, BPPTKG menyatakan luncuran awan panas gunung Merapi yang terjadi pada pukul 16:30 WIB terpantau dari CCTV di puncak gunung itu dengan durasi 107 detik.

Selain itu, BPPTKG juga mencatat satu kali guguran lava pijar meluncur dari gunung  Merapi berdasarkan pengamatan mulai pukul 06:00-18.00 WIB. Guguran lava itu memliki jarak luncur 700 meter ke arah hulu Kali Gendol.

Sedangkan pada periode pengamatan sebelumnya pada pukul 00:00-06:00 WIB, guguran lava pijar teramati tiga kali dari CCTV ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum 900 meter.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas guguran dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019