Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Labuhanbatu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Rizky Ismana Nasution ketika dihubungi, Selasa, membenarkan adanya polusi kabut asap di tiga daerah itu.
Menurut dia, kabut asap berasal dari Provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara.
"Memang kabut asap ini diketahui dari Karhutlah di Bengkalis dan Dumai," katanya.
Ia menjelaskan, hembusan angin dan faktor cuaca juga mempengaruhi penyebaran kabut asap hingga ke wilayah lain.
Dari hasil pantauan petugas Manggala Agni dilapangan, kata dia, titik Karhutlah di Kecamatan Pamingke, Kabupaten Labuhanbatu Utara bukan menyumbang polusi asap di daerah kawasan Pantai Timur tersebut.
"Memang ditemukan titik api di Aek Natas, Kecamatan Pamingke, tetapi sudah berhasil dipadamkan, kabut asap bukan berasal dari situ," jelasnya.
Pihaknya akan terus memantau perkembangan dan terus berupaya melakukan pencegahan Karhutlah dengan melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat di daerah.
Sementara, warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sholawat Mangaraja Lubis mengatakan, akibat polusi kabut asap Karhutlah ini sangat meresahkan, sehingga mengganggu aktifitas warga.
Dampak yang akan ditimbulkan adalah infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA dan udarapun terasa panas. Ia meminta, pemerintah daerah mengantisipasi paparan polusi kabut asap bagi kesehatan masyarakat.
"Polusi kabut asap Karhutlah memang sangat meresahkan, mudah-mudahan pemerintah dapat mengatasinya dengan baik," harapnya.
Pewarta: Juraidi dan Kurnia
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019