Hal itu disampaikan di hadapan ribuan mahasiswa yang memenuhi Auditorium AM Sulaiman, IAIN Samarinda, Samarinda, Kalimantan Timur, 18 Maret 2019, saat Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,
Mahyudin mengatakan, setiap masa ada pemimpin dan setiap pemimpin ada masanya. "Kelak kalian pada suatu masa akan menjadi pemimpin. "Kalian ahli waris dari pendahulu", tambahnya.
Untuk menjadi pemimpin bangsa, menurut dia, tak mudah. Kesuksesan hidup seseorang dikatakan tak gampang diraih. "Tak ada orang yang berhasil tanpa perjuangan keras", tuturnya.
Mahyudin mengandaikan, keris yang indah itu lewat tempaan yang keras dan panas. Untuk itu dirinya mengharap agar mahasiswa IAIN jangan mudah putus asa.
"Bila ada kesulitan jangan putus asa," katanya. Dalam hidup, menurut pria asal Kalimantan itu harus berani keras.
Mahyudin menegaskan, agar para mahasiswa tidak hidup bermalas-malasan. Di atas mimbar, alumni Universitas Lambung Mangkurat itu mengatakan sudah benar bila generasi muda kuliah di IAIN.
Alasannya, kuliah di lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama itu ada pembimbing, dosen, dan guru. Dengan adanya unsur pembimbing maka para generasi mudah tidak salah arah.
Diakui ada orang yang belajar agama lewat internet sehingga mereka salah arah hingga menjadi radikal dan melakukan teror.
Bagi Mahyudin, jihad yang lebih utama adalah lewat harta. "Tak ada cara instant masuk surga," ucapnya.
Dari sinilah diharap IAIN menjadi salah satu benteng generasi muda dalam mengajarkan agama yang rahmatan lil alamin. "Jangan sampai terpapar paham radikal," ucapnya.
Mahyudin berharap agar para mahasiswa memaksimalkan dirinya saat kuliah. IAIN harus mampu mencetak generasi muda Islam menjadi cendekiawan Muslim yang bisa ikut mensosialisasikan ideologi kebangsaan.
Paham kebangsaan, Pancasila, dikatakan tak bertentangan dengan ajaran Islam. "Justru Pancasila sejalan dengan Islam," ucapnya.
Dalam kehidupan yang beragam, Mahyudin mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad membuat Perjanjian Piagam Madani. Dalam perjanjian itu, ummat Islam hidup berdampingan dengan ummat yang lain.
"Nah ini kan selaras dengan Pancasila," kata dia.
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019