Pemerintah sementara Palestina di bawah pimpinan Rami Hamdallah, pada Selasa (19/3) mengutuk apa yang digambarkannya sebagai serangan pidana terhadap pejabat senior HAMAS dan penulis Atef Abu Saif (46) di Jalur Gaza, yang dikepung.Para penyerang, yang membawa pentungan dan senjata api, menurut Pusat Palestina bagi Hak Asasi Manusia (PCHR), juga menyerang pemilik pertanian itu, Abdul Hamid Jadallah (58) --yang juga harus dirawat di rumah sakit akibat serangan tersebut
Juru Bicara Pemerintah Yousef Al-Mahmoud mengatakan di dalam satu siaran pers bahwa "serangan itu, yang dilakukan oleh gerombolan penjahat terhadap Atef Abu Saif dan wartawan di Jalur Gaza, mencerminkan situasi yang memburuk akibat perpecahan suram".
Mahmoud menganggap "semua pihak yang telah menolak untuk mengakhiri perpecahan antar-Palestina dan mewujudkan perujukan nasional" bertanggung-jawab atas kemerosotan serius keadaan. Ia merujuk kepada Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS).
Ia memperingatkan mengenai "situasi serius yang mengancam nyawa orang Palestina di daerah kantung yang terkepung tersebut, yang bisa memiliki konsekuensi drastis mengenai masa depan proyek nasiional Palestina sehubungan dengan rancangan baru kolonialisme terhadap rakyat Palestina, wilayah Palestina dan sejarah Palestina".
Gerakan Fatah, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, Organisasi Wartawan Palestina serta Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) semuanya telah mengutuk serangan terhadap Abu Saif, yang juga adalah juru bicara Fatah di Jalur Gaza, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu dini hari. Serangan itu mengakibatkan Abu Saif dirawat di rumah sakit karena menderita luka serius di kepala dan patah lengan serta kakinya setelah pemukulan brutal pada Ahad (17/3) oleh sekelompok pria bersenjata di satu pertanian milik seorang temannya. Para penyerang mencuri telepon genggamnya dan mobilnya sebelum meninggalkan daerah tersebut.
Para penyerang, yang membawa pentungan dan senjata api, menurut Pusat Palestina bagi Hak Asasi Manusia (PCHR), juga menyerang pemilik pertanian itu, Abdul Hamid Jadallah (58) --yang juga harus dirawat di rumah sakit akibat serangan tersebut.
Serangan itu dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat di Jalur Gaza, terutama setelah protes rakyat terhadap pajak dan kondisi hidup yang berat di daerah kantung itu serta penindasan HAMAS atas pemrotes.
Pekan lalu, seorang pejabat sernior Fatah yang diidentifikasi sebagai Ahamd Hillis lolos dari upaya pembunuhan ketika beberapa pria bersenjata melepaskan tembakan ke kendaraannya di bagian tengah Jalur Gaza.
Abu Saif, yang dilahirkan di Kamp Pengungsi Jabalia, juga adalah seorang penulis kenamaan di Birzeit University dan University of Bradford sebelum meraih Ph.D dari European University Institute di Florensia.
Ia telah menulis sejumlah novel dan koleksi cerita pendek, termasuk novelnya AL Suspended Life (2014), yang masuk nominasi untuk Arabic Booker Prize 2015.
Abu Saif juga diserang pada Desember tahun lalu oleh dua pria bertopeng yang bersenjata ketika ia berada di dalam mobil bersama seorang teman dan dipukuli secara brutal sehingga ia menderita cedera di kepala dan memar di tanngan serta kakinya.
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019