Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam Wiranto mengatakan sebanyak 593.812 personel TNI-Polri diterjunkan siap untuk mengamankan Pemilu 2019.Hasil pengecekan terakhir ke seluruh wilayah, aparat keamanan sudah siap untuk mengamankan pemilu. Dari angka yang kita peroleh di sini, personel yang dikerahkan antara kepolisian dan aparat TNI itu sebanyak 593.812 personel, besar sekali
"Hasil pengecekan terakhir ke seluruh wilayah, aparat keamanan sudah siap untuk mengamankan pemilu. Dari angka yang kita peroleh di sini, personel yang dikerahkan antara kepolisian dan aparat TNI itu sebanyak 593.812 personel, besar sekali," kata Wiranto usai Rakor Kesiapan Pengamanan Pemilu 2019, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut dia, hampir sebagian personel dikerahkan dalam pengamanan Pemilu serentak 2019. Hal ini sebagai komitmen aparat keamanan dalam mengamankan pesta demokrasi itu.
"Ini bukan soal cost, tapi tanggung jawab kita untuk mengamankan pemilu betul-betul aman, dan semua sudah tergelar di lapangan dengan berbagai petunjuk dan instruksi dari pimpinan untuk siapa berbuat apa," tutur Wiranto.
Menjelang dimulai kampanye terbuka, masih terdapat potensi gangguan pemilu di berbagai daerah. Namun, potensi itu juga sudah diantisipasi oleh kepolisian dan Bawaslu.
"Dari hasil evaluasi dan survei di daerah memang masih ada ancaman gangguan dan hambatan, ini ditransformasikan dalam indeks kerawanan pemilu, oleh Bawaslu maupun oleh pihak kepolisian, dan kami sudah memerintahkan sudah menginstruksikan agar setiap daerah segera mengenali, menemukan dan mengatasi masalah itu," ujarnya.
Wiranto enggan merinci daerah-daerah mana saja yang rawan, namun ia menyebutkan daerah rawan dalam pelaksanaan Pemilu adalah beberapa daerah di wilayah Jawa dan luar Jawa.
"Kita sudah mengidentifikasi daerah rawan dan sudah ada cara-cara untuk mengeliminasi itu. Tapi, itu tidak bisa saya jelaskan," ucap Wiranto, menegaskan.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019