Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) ingin mendorong bank daerah dan swasta turut mendanai pembangunan infrastruktur transportasi, khususnya jalan tol.Kami sangat ingin mendorong bank-bank daerah untuk berinvestasi dalam proyek jalan tol.
"Pemain-pemain baru dalam pendanaan atau pemberi pinjaman untuk proyek jalan tol saat ini adalah bank swasta dan asing," ujar Kepala BPJT Danang Parikesit di Jakarta, Rabu.
Dalam presentasinya, Danang mencontohkan bank BCA yang mengucurkan pinjaman sebesar Rp16,86 triliun dan Bank Mega yang menggelontorkan pinjaman sebesar Rp7,01 triliun untuk proyek jalan tol. "Harapan kita dengan mendorong BCA, kita akan membuka peluang bank-bank swasta lain untuk masuk," ujarnya.
Sedangkan bank asing yang terlibat pemberian pinjaman untuk proyek jalan tol, diantaranya ialah bank ICBC sebesar Rp1,31 triliun dan bank Keb Hana sebesar Rp550 miliar.
Selain itu, menurut Danang, BPJT juga mengharapkan agar bank-bank daerah bisa terlibat dalam pendanaan proyek jalan tol. "Kami sangat ingin mendorong bank-bank daerah untuk berinvestasi dalam proyek jalan tol," tuturnya dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa bank-bank daerah seperti Bank Maluku Malut membiayai pembangunan tol di Jawa, atau ada pula Bank Sumatera Utara yang mendanai tol Trans Jawa dan Bank Papua yang membiayai tol di Jakarta.
"Ini fenomena, fenomena bahwa kita memiliki potensi besar secara nasional. Namun saya juga ingin mendorong agar bank-bank daerah membiayai proyek tol di daerahnya masing-masing," tutur Danang.
Keinginan BPJT untuk mendorong bank daerah dan swasta agar semakin terlibat dalam mendanai atau memberi pinjaman untuk proyek jalan tol, karena bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sudah cukup kesulitan untuk mendanai proyek jalan bebas hambatan.
"Ada pemberi pinjaman besar atau big lender yakni Himbara yang suplai pinjamannya sudah kedip-kedip dari kuning ke merah, mengingat penyerapan untuk pembiayaan infrastruktur untuk jalan tol sudah demikian banyak," kata Danang.
Kepala BPJT tersebut juga menambahkan bahwa kalau hanya mengandalkan dana dari Himbara, maka pihaknya sangat sulit ke depannya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan bagi proyek infrastruktur.
Himbara seperti Bank Mandiri telah menggelontorkan pinjaman sebesar Rp30,24 triliun untuk proyek jalan tol, sedangkan BNI dan BRI masing-masing menyalurkan pinjaman sebesar Rp16,45 triliun serta Rp9,69 triliun.
Baca juga: Harga tiket pesawat mahal, Tol Trans Jawa diprediksi padat pada Lebaran 2019
Baca juga: Presiden : Indonesia harus kejar ketertinggalan pembangunan jalan tol
Baca juga: PUPR: empat ruas tol Trans Sumatera rampung 2019
Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019