• Beranda
  • Berita
  • Pandangan bersama ASEAN tentang Indo-Pasifik diapresiasi

Pandangan bersama ASEAN tentang Indo-Pasifik diapresiasi

20 Maret 2019 21:07 WIB
Pandangan bersama ASEAN tentang Indo-Pasifik diapresiasi
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menlu Retno Marsudi (keempat kanan) dan Menko Perekonomian Darmin Nasution (keempat kiri) serta sejumlah delegasi peserta berfoto bersama dalam pembukaan Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik di Jakarta, Rabu (20/3/2019). Kegiatan yang diikuti 18 negara anggota Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS) tersebut bertujuan meningkatkan kerja sama dan "trust building" di kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Inisiatif ASEAN untuk menyusun pandangan bersama tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific) diapresiasi oleh perwakilan 18 negara yang hadir dalam Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik di Jakarta, Rabu.

Perwakilan yang hadir mencakup 10 negara anggota ASEAN serta delapan anggota mitra wicara yaitu Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia, Korea Selatan, dan AS.

"Jadi sekali lagi sentralitas ASEAN sangat dihargai dan diakui oleh negara-negara peserta dialog,” ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menyampaikan pernyataan penutup
Dialog Tingkat Tinggi tentang Kerja Sama Indo-Pasifik.

Outlook ASEAN tersebut diharapkan dapat menjadi rujukan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik mengingat ASEAN berada di tengah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan selama ini organisasi regional tersebut telah berkontribusi besar terhadap upaya untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan kawasan.

Secara prinsip, menurut Menlu Retno, seluruh negara yang berpartisipasi dalam sesi pembahasan umum (general debate) menyepakati tiga prioritas bersama kerja sama Indo-Pasifik yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), maritim, serta infrastruktur dan konektivitas.

Dalam ASEAN sendiri konsep outlook sudah hampir selesai. Thailand yang memegang keketuaan ASEAN tahun ini sangat membantu mempercepat proses penyelesaian penyusunan konsep yang sudah dimulai sejak 2018, dengan usulan Indonesia.

"Ke depan tentunya konsep ASEAN akan dimatangkan. Sementara dengan negara-negara mitra lainnya yang dalam pertemuan tadi mengakui dan mendukung sentralitas ASEAN, maka tidak akan mengejutkan kalau konsep ini dikembangkan lebih jauh lagi di dalam mekanisme yang saat ini sudah ada di ASEAN,” ujar Retno.

Pemerintah Indonesia memandang bahwa ASEAN harus proaktif dalam menyikapi perkembangan dan perubahan strategis di kawasan serta harus selalu menjadi penggerak perubahan di kawasan, termasuk kawasan Indo-Pasifik.

Presiden RI Joko Widodo dalam konteks Pertemuan Tinggi Asia Timur pada November 2018 di Singapura memaparkan usulan konsep kerja sama Indo-Pasifik Indonesia yang didasarkan pada prinsip keterbukaan, transparan dan inklusif dengan mempromosikan dialog dan kerja sama serta persahabatan, dan menjunjung hukum internasional dalam menyelesaikan isu regional yang berkembang.

Melalui usulan konsep yang kini masih digodok oleh negara anggota ASEAN tersebut, Indonesia ingin mengajak semua negara ASEAN dan mitranya untuk bersama-sama memastikan agar Samudra Hindia dan Samudera Pasifik tidak dijadikan kawasan untuk ajang perebutan sumber daya alam, pertikaian wilayah dan supremasi maritim.

Baca juga: Menlu: kerja sama konkret Indo-Pasifik selaras visi poros maritim

Baca juga: Indonesia-Thailand dorong pengembangan konsep Indo-Pasifik ASEAN

Baca juga: AS dukung sentralitas ASEAN kembangkan kerja sama Indo-Pasifik


 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019