Menurut survei global yang dilakukan Pepsodent pada 2018 dan melibatkan 4.094 anak berusia 6-17 tahun, sebanyak 48 persen anak yang sakit gigi mengalami kehilangan kepercayaan diri.
Survei yang dilakukan di delapan negara, Indonesia, Ghana, Chile, Vietnam, Prancis, Italia, Amerika Serikat dan Mesir itu menyebut, anak-anak itu enggan berbicara di depan kelas karena memiliki masalah pada gigi dan mulut.
"Anak-anak yang bermasalah dengan gigi dan mulut cenderung dua kali lebih rentan mengalami krisis kepercayaan diri, kesulitan bersosialisasi bahkan menolak untuk memperlihatkan senyum mereka," kata Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Selain itu, 29 persen anak yang mengalami masalah gigi juga juga sulit tidur, dan 37 persen anak absen setidaknya dua hari per tahun karena sakit gigi.
"Secara global dibandingkan anak yang tidak punya masalah gigi dan mulut, anak yang sakit merasa tidak perform baik di sekolah," tutur Mirah.
Sementara itu, psikolog keluarga Ayoe Sutomo menambahkan, rasa percaya diri bisa timbul dari rasa nyaman terhadap kondisi fisik.
"Individu yang merasa nyaman secara fisik cenderung memiliki self esteem yang baik, lebih mampu menghadapi segala tantangan, jadi lebih percaya diri," katanya.
Dengan begitu, mereka yang memiliki masalah pada gigi cenderung mengalami krisis kepercayaan diri? Jawabannya iya dan ini berlaku juga pada anak-anak.
Baca juga: Kiat atasi ketakutan anak terhadap dokter gigi
Baca juga: Pasta gigi bisa atasi luka bakar? ini klarifikasinya
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019