Perusahaan karoseri CV Laksana mengekspor empat bus eksekutif dan 10 bus tingkat (double decker) ke Bangladesh dengan total nilai penjualan 808 ribu dolar AS atau sekitar Rp11,41 miliar.
“Ini menjadi prestasi atas kegigihan upaya kita untuk memajukan ekspor ke pasar-pasar non-tradisional,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam seremoni pelepasan bus di sela-sela pameran bus terbesar Asia Tenggara, Busworld South East Asia, di JlExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis.
Ekspor bus ini juga merupakan salah satu realisasi dari komitmen pemerintah Indonesia dan Bangladesh untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.
Upaya tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang berkunjung ke Bangladesh tahun lalu, untuk memanfaatkan peluang pasar non-tradisional guna mendorong peningkatan ekspor nasional.
“Mudah-mudahan pengiriman bus ini hanya awal dari banyak hal yang akan dilakukan antara Indonesia dan Bangladesh, dan menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain di Indonesia untuk mengembangkan kerja sama di pasar-pasar potensial yang selama ini belum kita kerjakan,” tutur Menlu Retno.
Bus eksekutif produksi CV Laksana yang diekspor ke Bangladesh berkualitas tinggi dan telah memenuhi standar keamanan internasional UN ECE-R66.
Bus-bus yang menggunakan rangka dan mesin dari Scania, produsen utama kendaraan komersial Swedia, telah dibuat dengan desain dan dimensi panjang yang sesuai peraturan Bangladesh.
"Kami berharap bus-bus Laksana dapat menjadi mode transportasi yang andal di Bangladesh dan dapat membanggakan Indonesia di dunia internasional,” kata Direktur Teknik CV Laksana Stefan Arman.
Sebelum Bangladesh, CV Laksana telah mengekspor lebih dari 200 bus ke Fiji dan Timor Leste.
"Kami percaya dengan dukungan penuh pemerintah maka peluang kami untuk bisa masuk ke negara lain sangat terbuka,” ujar Stefan.
Bangladesh merupakan mitra penting Indonesia di kawasan Asia Selatan. Selain bus eksekutif, pada awal 2019 ini, PT INKA juga telah mengirimkan 15 gerbong kereta api untuk ekspor tahap pertama dari total 250 gerbong pesanan Bangladesh.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019