• Beranda
  • Berita
  • Harga emas naik didukung pendekatan sabar Bank Sentral AS

Harga emas naik didukung pendekatan sabar Bank Sentral AS

22 Maret 2019 05:34 WIB
Harga emas naik didukung pendekatan sabar Bank Sentral AS
Illustrasi: Emas batangan (Reuters/Mike Segar)
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didukung pendekatan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang lebih dovish.

Federal Reserve mengatakan pada Rabu (20/3) bahwa pihaknya memutuskan untuk membiarkan suku bunga utama tidak berubah, yang membuat dolar AS jatuh dan mendukung emas berjangka.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April pernah naik tajam menjadi 1.320,00 dolar AS per ounce pada Kamis (21/3) pagi waktu setempat.

Namun, ketika dolar AS berangsur-angsur menguat, emas untuk penyerahan April mengurangi sebagian besar keuntungan awal, tetapi masih berakhir dengan kenaikan moderat.

Pada akhir sesi perdagangan, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April naik 5,6 dolar AS atau 0,43 persen, menjadi menetap di 1.307,30 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,68 persen menjadi 96,58 pada pukul 17.24 GMT, tak lama sebelum penyelesaian (settlement) emas.

Ketika dolar AS naik, emas berjangka biasanya jatuh atau setidaknya kehilangan momentum naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Emas berjangka rebound pada perdagangan elektronik sehari sebelumnya, setelah Bank Sentral Amerika Serikat pada Rabu (20/3) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah.

Langkah The Fed telah memenuhi harapan pasar dan mencerminkan pendekatan "sabar" bank sentral mengenai perubahan kebijakan moneternya.

Sementara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 11,9 sen AS atau 0,78 persen menjadi ditutup pada 15,437 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 1,50 dolar AS atau 0,17 persen, menjadi menetap di 861,10 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip Xinhua.

Baca juga: IHSG diperkirakan terus menguat seiring proyeksi bertahannya suku bunga BI

Baca juga: Meski menguat seiring kebijakan Bank Sentral AS, namun rupiah diprediksi turun


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019