Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Papua dan Papua Barat menjamin ketersediaan beras bagi warga yang lokasi tempat tinggalnya tertimpa musibah banjir bandang, baik di Kabupaten Jayapura maupun Kota Jayapura.Stok beras masih berkisar 2.000 ton lebih sehingga warga tidak usah khawatir
Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Papua dan Papua Barat, Khozin kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan stok beras masih berkisar 2.000 ton lebih sehingga warga tidak usah khawatir.
"Stok tersebut untuk membantu masyarakat jadi tidak usah khawatir, apalagi soal kekurangan beras, Bulog siap menggelontorkan sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan warga," katanya.
Menurut Khozin, pada Senin (18/3) pihaknya juga sudah menyalurkan beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk korban banjir bandang di Kabupaten Jayapura melalui Dinas Sosial setempat, di mana baru 15 ton saja yang diambil.
"Jadi setiap kabupaten/kota memiliki jatah 100 ton beras dalam setahun, sedangkan khusus provinsi sebanyak 200 ton, sehingga jika ada bencana seperti ini bisa diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing," ujarnya.
Dia menjelaskan khusus untuk Kabupaten Jayapura baru diambil 15 ton saja dari jatah 100 ton, hal ini dikarenakan yang ditunjuk sebagai koordinator untuk menangani pengambilan beras ini belum melengkapi administrasi.
"Meskipun administrasinya belum lengkap, namun kami mempersilahkan mengambil jatah 15 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sambil semua persyaratan dilengkapi, kami yakin semua sedang sibuk sehingga menyesuaikan," katanya.
Dia menambahkan persyaratan untuk mengambil CBP ini adalah adanya penetapan tanggap darurat, permintaan dari bupati atau wali kota lalu ada penunjukkan siapa yang mengurus, namun pihaknya terbuka sekali jika ada hal mendesak sehingga siap membantu masyarakat.
Baca juga: Bantuan pangan mengalir kepada pengungsi Jayapura
Baca juga: 8 ton bantuan akan dikirim Pemkab Mimika untuk korban banjir di Jayapura
Baca juga: Polda Papua bantu satu ton beras kepada korban banjir
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019