Kecaman itu disampaikan dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Darurat OKI yang dihadiri Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, menurut
keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Jumat.
KTM Darurat OKI yang bertajuk "OIC Open Ended Executive Committee Emergency Ministerial Meeting On The Recent Terrorist Attack Against Two Mosques In New Zealand And Countering Hatred Against Muslims" itu diselenggarakan di Istanbul pada 22 Maret 2019.
KTM didahului dengan pertemuan pada tingkat pejabat tinggi pada 21 Maret 2019. Pada pertemuan ini, Turki bertindak sebagai pimpinan sidang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Eksekutif dan Islamic Summit OKI pada periode ini.
KTM Darurat OKI itu menyepakati dokumen "Final Communique" yang mengecam aksi teror di Christchurch seraya menekankan solidaritas dan dukungan kepada Selandia Baru untuk menuntaskan proses hukum bagi pelaku teror.
Dalam dokumen itu, seluruh negara OKI juga meminta komunitas internasional untuk menginisiasi dan mendukung upaya pencegahan intoleransi, diskriminasi, dan stereotip negatif, pengucilan serta stigmatisasi negatif terhadap Muslim.
Untuk dampak yang lebih luas, negara-negara OKI juga sepakat untuk bekerja sama dengan PBB dan Uni Eropa untuk memantau isu Islamofobia serta melaksanakan dialog konstruktif yang diharapkan dapat memperkuat toleransi, harmoni antaragama dan budaya.
Selain anggota OKI, hadir dalam KTM darurat OKI tersebut, Menlu Selandia Baru, Winston Peters.
Dalam pernyataannya, Menlu Selandia Baru menyampaikan bahwa seluruh masyarakat negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua mesjid pada pekan lalu.
Menlu Peters juga menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Selandia Baru. Menlu Peters menyampaikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil Selandia Baru dalam menanggapi serangan teror tersebut, termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.
Baca juga: Menlu katakan OKI harus jadi solusi permasalahan global
Baca juga: PBB sebut serangan teroris di Selandia Baru Islamfobia
Baca juga: Erdogan: kita harus tolak xenofobia, Islamfobia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019