Sebanyak 48 apoteker dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti pelatihan kewirausahaan dari Binus University guna memasarkan produk inovasi dan mendorong pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dalam negeri.Kami juga bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM agar apoteker mendapat pelatihan tentang dasar-dasar koperasi, manajemen koperasi, serta pemasarannya dengan e-commerce. Semua institusi kami libatkan agar apoteker lebih mudah mengembangkan
Ketua Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jakarta Pusat Rasyid Amron mengapresiasi kerja sama antara dunia pendidikan dengan farmasi, melalui apoteker agar para apoteker tidak hanya sukses mengembangkan produk, tetapi juga bisa memasarkannya secara luas.
"Pada apoteker ada produksi-produksi misalnya minuman herbal dan sebagainya. Mereka mengetahui cara membuatnya, tetapi tidak tahu cara memasarkannya. Dengan pelatihan ini, mereka akan diajarkan bagaimana meregistrasi produk, lalu menjualnya," kata Rasyid pada Penutupan Pelatihan UMKM Apoteker di Binus University Jakarta, Sabtu.
Rasyid menjelaskan bahwa para apoteker juga perlu mengetahui tantangan pemasaran di era digital ini, yakni persaingan dengan penjual di sejumlah situs perdagangan elektronik (marketplace).
Ada pun pelatihan UMKM Apoteker ini merupakan kali pertama yang diselenggarakan oleh Binus University bekerja sama dengan IAI. Dalam pelatihan yang digelar selama empat kali ini, ada 48 apoteker yang mengikuti pelatihan kewirausahaan. Para apoteker berhasil membuat berbagai produk baik makanan dan minuman.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana UMKM Apoteker, Hermin Nuraliita, menjelaskan bahwa pelatihan ini memungkinkan apoteker selain maju di bidang usaha apotek dan klinik, juga di bidang makanan dan minuman.
"Saya memiliki ide untuk membentuk UMKM Apoteker, agar dari pelatihan ini apoteker juga bisa memiliki usaha di luar non farmasi, karena usaha di bidang farmasi sebenarnya terhalang banyaknya regulasi yang ditetapkan pemerintah," kata wanita yang akrab disapa Nuning tersebut.
Sementara itu, Manager Community Development Binus University Retno Dewanti menjelaskan bahwa pelatihan ini digelar untuk memotivasi apoteker menjadi wirausahawan sehingga bisa menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat.
"Kami berharap apoteker tidak hanya memberikan layanan terhadap obat-obatan, tetapi juga memiliki kemampuan usaha dan memberikan kesempatan kerja sehingga bisa mengurangi pengangguran," kata Retno.
Setelah mendapat pelatihan wirausaha, para apoteker juga akan difasilitasi untuk mendapatkan perizinan pangan industri rumah tangga (PIRT), sertifikasi halal dan cara pengemasan yang baik dari Kementerian Perindustrian.
"Kami juga bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM agar apoteker mendapat pelatihan tentang dasar-dasar koperasi, manajemen koperasi, serta pemasarannya dengan e-commerce. Semua institusi kami libatkan agar apoteker lebih mudah mengembangkan kewirausahaannya," kata Ketua Koordinator UMKM Binus University Priscilla Tarina.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019