"Hari Selasa sampai Jumat kemarin kami melakukan ekspor di beberapa Kabupaten di Jawa Barat. Di hari libur ini saya berkesempatan sidak di Karantina Denpasar," kata Menteri Amran melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, kegiatan inspeksi ini untuk memastikan realisasi ekspor sesuai rencana dan penerapan Online Single Submission (OSS) yakni sistem pelayanan terpadu satu pintu berjalan dengan baik.
Seperti diketahui, pada Kamis (21/3), Badan Karantina Pertanian Kementan bersama Pemerintah Provinsi Bali melakukan ekspor komoditas pertanian di Bali dengan nilai Rp309 miliar. Jumlah ini meningkat signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yaitu Rp29 miliar.
Ekspor dilakukan langsung Gubernur Bali, Wayan Koster, Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar, Putu Terunanegara dan hadir Anggota Komisi IV DPR RI, Made Urip.
Komoditas yang diekspor antara lain buah manggis, daun mimba, alang-alang, bunga anggrek, sarang burung walet, kepompong sutera, anak ayam umur 1 hari (DOC) dan kulit ular senilai total Rp17,4 miliar.
Produk-produk komoditas unggulan Bali itu, akan diekspor ke berbagai negara tujuan seperti, China, Singapura, Timor Leste, Hong Kong, Brasil, Jepang dan Jerman.
Dalam pelepasan itu, juga dilakukan ekspor perdana salak gula pasir sebanyak 500 kilogram ke negara Kamboja. Ke depannya, ekspor buah salak gula pasir itu secara rutin dapat diekspor sebanyak 50-100 ton per bulan.
"Ini tidak terlepas dari upaya Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina dalam memfasilitasi petani memberikan jaminan kualitas dan kesehatan komoditas ekspor," ujar Kepala Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar, Putu.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019