Perum Bulog tengah melengkapi persyaratan administrasi untuk mengimpor bawang putih sebesar 100.000 ton, yang salah satunya menunggu surat penugasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) keluar.Yang ditunggu Bulog sekarang tinggal surat penugasan dari Menteri BUMN
Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar Utomo menjelaskan bahwa perseroan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian.
"Kementerian Pertanian pasti sudah mengizinkan berdasarkan hasil rakortas itu. Yang ditunggu Bulog sekarang tinggal surat penugasan dari Menteri BUMN," kata Bachtiar saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu.
Setelah mendapat kelengkapan administrasi dari Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN, maka proses selanjutnya adalah mengajukan izin ke Kementerian Perdagangan untuk mendapatkan persetujuan impor (PI).
Segera setelah administrasi lengkap, Bulog akan langsung melakukan lelang impor bawang putih secara terbuka. Bawang putih sebanyak 100.000 ton rencananya akan didatangkan dari Tiongkok secara bertahap mulai April 2019.
"Kita langsung tender untuk cari barang termurah. Kalau China tidak terlalu lama, tidak seperti Brasil dan Argentina, sekitar tiga mingguan. Kami usahakan bulan April sudah masuk," kata Bachtiar.
Keputusan pemerintah untuk membuka impor bawang putih sebesar 100.000 ton melalui Bulog berdasarkan rakor terbatas pada Senin (18/3/2019) yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Rakor tersebut dilatari adanya kenaikan harga komoditas bawang putih hingga rata-rata mencapai Rp45.000-Rp50.000 per kilogram di tingkat pedagang karena berkurangnya pasokan.
Bawang putih, dalam catatan Kementerian Perdagangan, menjadi salah satu bahan pangan yang dijaga stabilitas harganya karena memberi kontribusi inflasi pada Februari 2019.
Baca juga: Harga bawang putih di Solo terus naik
Baca juga: Peneliti ingatkan impor bawang putih dapat timbulkan ekonomi rente
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019