Manajer Tim Bulu Tangkis Indonesia Susi Susanti mengatakan Badminton Asia Mixed Team Championship 2019 yang digelar di Hong Kong menjadi ajang yang bagus untuk menambah jam terbang serta pengalaman bagi atlet-atlet muda.
"Kejuaraan itu merupakan pengalaman yang baik bagi atlet-atlet muda, karena selanjutnya mereka yang akan jadi ujung tombak Indonesia," kata Susi melalui siaran pers, Minggu.
Dari kejuaraan tersebut, menurut dia, masih banyak yang harus dipelajari dan ditingkatkan oleh para pebulutangkis muda tanah air, diantaranya daya tahan, fokus dan konsentrasi serta kecepatan beradaptasi dengan lapangan.
"Sering sekali ada kejadian ketika pemain kita sudah unggul, tapi malah lengah karena hilang fokus dan konsentrasi," ujar Susi.
Baca juga: Susy: Kekalahan di Asia Mixed Team harus jadi pembelajaran
Lebih lanjut, perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI itu mengungkapkan hal lain yang harus dipelajari dan dilatih lagi, yakni pola dan strategi permainan.
"Contohnya, ada beberapa kali servis nyangkut, padahal itu tidak boleh. Ada juga pemain yang main cepat terus, tidak dipelankan. Saya lihat mereka masih belum cepat tanggap dengan pola-pola seperti itu," ungkap Susi.
Oleh karena itu, dia pun meminta agar para pebulutangkis muda dapat terus berlatih, sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik lagi pada pertandingan berikutnya.
Badminton Asia Mixed Team Championships atau Ton Yun Kai Cup 2019 diselenggarakan di Stadion Queen Elizabeth, Hong Kong pada 19 hingga 24 Maret 2019.
Dalam kejuaraan tersebut, langkah Indonesia terhenti di babak semifinal usai dikalahkan oleh Jepang dengan skor 3-0 pada Sabtu (22/3).
Baca juga: Dikalahkan Jepang, langkah Indonesia ke final Asia Mixed Team terhenti
Kekalahan pertama dialami oleh pasangan ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Frengky Wijaya Putra usai menghadapi Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dengan skor 11-21 dan 18-21.
Selanjutnya, pebulutangkis tunggal putri Ruselli Hartawan juga tidak mampu mengatasi serangan Sayaka Takahashi dan berujung pada kekalahan dengan skor 15-21 dan 15-21.
Terakhir, tunggal putra Shesar Hiren Rhustavito juga harus menyerah di tangan Kanta Tsuneyama dalam tiga gim yang berlangsung selama 1 jam 15 menit dengan skor 21-15, 17-21 dan 16-21.
Babak final kejuaraan tersebut mempertemukan Jepang dengan China dan pertandingannya dilaksanakan pada Minggu (24/3). China berhasil keluar sebagai pemenang setelah menumbangkan Jepang dengan skor 3-2.
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2019