Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan sejumlah pimpinan Majelis Ulama Indonesia membahas tentang rencana pembangunan rumah sakit Indonesia di Hebron, Tepi Barat, Palestina.Beliau berpesan agar ini bisa dilaksanakan dengan baik dan beliau optimistis bahwa misi kemanusiaan ini sangat mulia
"Karena di wilayah tersebut yang jumlah penduduknya 800 ribu orang; 200 ribu bangsa Yahudi dan 600 ribu bangsa Arab dan mereka belum punya rumah sakit khusus yang namanya 'traumatic healing hospital'," kata Ketua Pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron (RSIH) Muhyidin Junaidi usai bertemu Wapres di kantornya di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Senin.
Muhyidin yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI itu, mengatakan rumah sakit tersebut akan dimanfaatkan bagi semua warga di Hebron.
"Selama ini, rumah sakit yang berada di Hebron memperlakukan warga Arab secara kasar dan diskriminatif oleh warga Israel," kata dia.
Dengan bantuan tersebut, diharapkan dapat meringankan beban bangsa Arab di Palestina.
Rumah sakit itu rencananya didirikan di atas tanah wakaf seluas 4.000 meter persegi.
Total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah sakit itu sekitar tujuh juta dolar AS.
Menurut Muhyidin, selain lembaga swadaya masyarakat asal Indonesia, pemerintah juga membantu soal administrasi dan pengecekan surat-surat legalitas tanah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Wapres JK mendukung penuh rencana pembangunan tersebut.
"Beliau berpesan agar ini bisa dilaksanakan dengan baik dan beliau optimistis bahwa misi kemanusiaan ini sangat mulia," kata dia.
Sejumlah tokoh MUI yang turut bertemu Wapres JK, antara lain Wakil Ketua Panitia Pembangunan RSIH Zaitun, Sekretaris Panitia RSIH Amirsyah, dan Ketua Baznas Irsyadul Halim.
Pertemuan itu berlangsung selama sekitar 60 menit, dimulai sejak pukul 10:00 WIB.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019