"Saat ini pembangkit masih dalam kondisi commissioning, yang tentunya masih ada beberapa komponen atau proses yang perlu disempurnakan oleh BPPT juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar PLTSa ini dapat berjalan dengan lancar," kata BPPT Hammam Riza dalam acara peresmian proyek percontohan PLTSa Bantargebang di Bekasi Jawa Barat, Senin.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Hammam Riza menekan tombol sirine untuk peresmian PLTSa Bantargebang.
Pembangunan proyek percontohan itu berlangsung dalam waktu cepat yakni satu tahun, sejak groundbreaking pada 21 Maret 2018 sampai peresmian pada 25 Maret 2019.
Hamam menuturkan PLTSa yang dibangun dengan biaya Rp98 miliar itu akan dapat beroperasi total pada beberapa minggu ke depan.
"Dalam beberapa minggu ke depan ini akan sudah fully operational (beroperasi penuh) sehingga dapat dijadikan tempat untuk melaksanakan penelitian pengembangan dan juga seluruh aspek riset, inovasi dan teknologi dengan mengedepankan tingkat komponen dalam negeri," ujarnya.
Proyek percontohan PLTSa Merah putih dibangun dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari, dan akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt per jam.
"Listrik yang dihasilkan dari PLTSa ini akan digunakan untuk keperluan internal PLTSa sendiri," tuturnya.
Baca juga: Presiden teken Perpres soal pengolahan sampah jadi energi listrik
Baca juga: Aktivis sarankan pemerintah kaji ulang pembangunan ITF Sunter
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019