Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno mengatakan hasil Ujian Nasional (UN) digunakan untuk pemetaan pendidikan.
"Nanti setelah UN selesai, Kemendikbud akan memberikan rapor UN kepada guru, kepala sekolah dan dinas," ujar Totok saat meninjau pelaksanaan UN SMK di Yogyakarta, Senin.
Dengan rapor UN tersebut, sekolah bisa mengetahui kondisi yang sebenarnya di sekolah itu termasuk kompetensi guru.
Menurut dia, rapor UN itu telah diberikan sejak tahun lalu dan hasilnya saat ini peningkatan kompetensi guru berdasarkan kebutuhan yang ada.
Rapor UN itu tidak hanya diberikan ke sekolah, namun juga bisa diakses langsung melalui situs Kemendikbud.
Selain itu, mulai tahun ini peserta UN harus mengisi angket. Dengan angket itu, diharapkan bisa mengetahui kondisi siswa yang sebenarnya.
"Selama ini, kalau nilai siswa rendah kita tidak tahu apa penyebabnya," kata dia.
Angket tersebut bertujuan menggali informasi nonkognitif siswa. Terdapat lima jenis angket siswa dimana setiap siswa hanya mengerjakan satu jenis angket dan dikerjakan siswa setelah selesai melaksanakan UN.
Sebanyak 1.524.104 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia mengikuti Ujian Nasional (UN) yang dimulai Senin.
UN untuk tingkat SMK tersebut diselenggarakan dari 25 Maret hingga 28 Maret. Sebanyak 99,5 persen dilakukan dengan berbasis komputer atau UNBK.
UN untuk tingkat SMK mengujikan sebanyak empat mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan.
Baca juga: Kemendikbud : UN 2019 diikuti 8,3 juta peserta
Baca juga: Mendikbud : UNBK hilangkan 99 persen kecurangan
Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019