Salah satu tugas kader cilik ini adalah untuk menampung pertanyaan siswa di sekolahnya terkait obat dan makanan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian akan ditampung di dalam aplikasi Sistem Pelaporan Layanan Pengaduan Konsumen (SIMPEL LPK) milik Badan POM.
“Dengan demikian, bukan hanya pelaku usaha yang bisa bertanya ataupun mengadu ke Badan POM, tetapi juga siswa sekolah,” ungkap Penny.
Program Kader Cilik Keamanan Pangan ini merupakan program inovasi yang dikembangkan untuk menjadikan siswa sebagai Agent of Change Badan POM. Para siswa dilatih agar dapat membimbing siswa lainnya dalam menjaga keamanan pangan di sekolah, rumah, dan tempat mereka mengaji.
Sebagai target untuk tahap awal, lanjut Penny, Kader Cilik Keamanan Pangan ini untuk sementara hanya ada di lingkungan sekolah dasar.
“Ke depannya, akan dikembangkan menjadi duta milenial di tingkat SMA dan Universitas,” ujarnya.
Awalnya, Badan POM mengoordinasikan pelaksanaan program ini terlebih dulu dengan kepala sekolah dan Dinas Pendidikan setempat. Kemudian, dilanjutkan dengan program Komunikasi Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada 50 orang siswa berprestasi.
“Dari 50 itu kita pilih lima orang siswa yang kritis, inovatif, kreatif, serta mampu mensosialisasikan tentang keamanan pangan di lingkungan sekolahnya,” tambahnya.
Hingga saat ini, baru SDN 24 Banda Aceh menjadi satu-satunya daerah yang memiliki Kader Cilik Keamanan Pangan. Penny berharap, sekolah ataupun daerah lain bisa mengikuti, demi kesehatan dan keselamatan para penerus bangsa.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019