"Kami akan siapkan santunan ahli waris korban meninggal dunia, tapi tentunya kerja sama dengan pemda terkait verifikasi dan validasi data korban sangat penting," kata Menteri Sosial di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan semakin cepat pemda melakukan verivali maka akan semakin cepat Kementerian Sosial menyalurkan dana santunan tersebut kepada ahli waris.
Agus juga menegaskan bahwa santunan ahli waris hanya untuk keluarga inti yaitu ibu, bapak dan anak.
Mensos juga mengatakan akan kembali ke Sentani untuk melihat kondisi penanganan korban pascabanjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) akibat curah hujan yang tinggi.
Data sementara jumlah korban meninggal tercatat 112 orang, hilang 94 jiwa, luka berat 107 jiwa, luka ringan 808 jiwa, serta 33.161 KK atau 138.819 jiwa mengungsi di enam titik pengungsian.
Lebih lanjut dia mengatakan, sejauh ini Kementerian Sosial sudah menyalurkan bantuan tanggap darurat sesuai dengan klaster yaitu untuk perlindungan dan pengungsian.
Untuk perlindungan, terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar korban, sementara untuk pengungsian juga sudah didirikan tenda.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan, santunan ahli waris untuk tahap pertama untuk 38 jiwa dan tahap kedua 33 jiwa masing-masing senilai Rp15 juta siap diberikan.
Sementara santunan ahli waris tahap ketiga sebanyak 41 jiwa masih proses pendataan dan verifikasi.
Total bantuan dan rencana bantuan yang akan disalurkan untuk penanganan bencana tersebut mencapai Rp3,9 miliar.*
Baca juga: Pemuda Nabire galang dana untuk korban banjir bandang Jayapura
Baca juga: 20 jenazah tak teridentifikasi korban banjir Sentani dimakamkan massal
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019